Sphagnum Moss Untuk Anggrek - Bagian 2
Jenis sphagnum moss yang diimpor adalah long fibre,
dan tumbuhan sphagnum robinsoil. Menurut Lukas, jenis yang mirip dengan
itu pernah ia dapatkan dari Kalimantan dan sedikit di Jawa Barat. Namun
belakangan jenis mi makin sulit diperoleh, atau kalau pun ada harganya
menjadi mahal. Jenis long fibre ini memang yang terbaik, ‘serat’-nya
agak kasar dan panjang-panjang. Ia mampu menyimpan air dengan baik, tapi
tidak menyehatkan media menjadi terlalu basah.
Jenis kedua yang biasanya ‘terikut’ dengan jenis
impor adalah yang seratnya sangat kasar serta besar-besar, dan tumbuhan
Leucohryum javense, Sphagnum moss ini bisa juga digunakan. Sayang,
Syamsul menilainya terlalu porous, sebab sangat sedikit menahan air.
Sehingga dalam pemakaiannya ia dicampur dengan sphagnum yang lain.
Jenis sphagnum yang sekarang ini banyak digunakan oleh Syamsul diperoleh dan Pulau Belitung, dan tumbuhan Leucobryum pentastichum. Seratnya agak lebih pendek dan cukup baik dalam menahan air. Syamsul juga menggunakan sphagnum dan tumbuhan Rhizogonium spiniforme yang diperolehnya dan Bogor. “Tanaman anggrek bulan spesies yang memakai sphagnum ini bagus tumbuhnya,” tegas Syamsul. Namun ia mengaku belum berani menggunakan sphagnum dari Bogor itu untuk anggrek bulan lainnya. “Saya masih ragu, sebab bentuknya sangat berbeda dengan sphagnum impor,” tambahnya.
Cara menggunakannya
Baik Syamsul maupun Lukas menyebutkan, media ini akan bagus bila telah basah. Untuk itu sebelum digunakan sebaiknya ia direndam dahulu selama beberapa jam di dalam air, ditiriskan, kemudian direndam lagi selama beberapa menit dengan fungisida.
Pot yang akan digunakan bisa diisi 100% sphagnum moss. Bisa juga 1/3 sphagnum pot paling bawah diisi sphagnum moss, lalu 1/3 sphagnum styrofoam dan terakhir bagian 1/3sphagnum moss di atasnya. Styrofoam ini bisa mengurangi kelembapan media, khususnya untuk anggrek yang ditanam di daerah berkelembapan tinggi seperti Cipanas, Lembang, Bogor, atau Jakarta Selatan.
Sebenarnya kelembapan yang berlebihan bisa dicegah dengan mengurangi penyiraman. Lukas menyarankan untuk menyirarn 4-5 hari sekali kalau seluruh media menggunakan sphagnum. Tapi kalau medianya campuran dengan styrofoam penyiraman harus dilakukan 2-3 hari sekali, terutama bila cuaca kering. Selain untuk anggrek bulan sphagnum moss ini bisa juga digunakan untuk Cattleya dan dendrobium. Khusus untuk kedua anggrek itu sphagnum sebaiknya dicampur, bisa dengan arang atau media lainnya. Sphagnum moss diletakkan dekat pangkal batang, supaya daerah itu tetap lembap dan banyak keluar akar.
Baik Syamsul maupun Lukas menyebutkan, media ini akan bagus bila telah basah. Untuk itu sebelum digunakan sebaiknya ia direndam dahulu selama beberapa jam di dalam air, ditiriskan, kemudian direndam lagi selama beberapa menit dengan fungisida.
Pot yang akan digunakan bisa diisi 100% sphagnum moss. Bisa juga 1/3 sphagnum pot paling bawah diisi sphagnum moss, lalu 1/3 sphagnum styrofoam dan terakhir bagian 1/3sphagnum moss di atasnya. Styrofoam ini bisa mengurangi kelembapan media, khususnya untuk anggrek yang ditanam di daerah berkelembapan tinggi seperti Cipanas, Lembang, Bogor, atau Jakarta Selatan.
Sebenarnya kelembapan yang berlebihan bisa dicegah dengan mengurangi penyiraman. Lukas menyarankan untuk menyirarn 4-5 hari sekali kalau seluruh media menggunakan sphagnum. Tapi kalau medianya campuran dengan styrofoam penyiraman harus dilakukan 2-3 hari sekali, terutama bila cuaca kering. Selain untuk anggrek bulan sphagnum moss ini bisa juga digunakan untuk Cattleya dan dendrobium. Khusus untuk kedua anggrek itu sphagnum sebaiknya dicampur, bisa dengan arang atau media lainnya. Sphagnum moss diletakkan dekat pangkal batang, supaya daerah itu tetap lembap dan banyak keluar akar.
0 komentar:
Posting Komentar