8 Penyakit Durian dan Penanggulangannya
Tanaman
durian dewasa maupun yang masih bibit sangat rentan terhadap berbagai
penyakit. Umumnya penyakit itu disebabkan oleh cendawan, yang
menginfeksi bagian akar, batang, daun sampai buah. Kalau tidak segera
ditanggulangi tanaman akan mati.
Rendahnya produksi dan mutu durian, bisa terjadi sejak tanaman masih di pembibitan sampai setelah buah dipanen. Penyebab terbesar kerusakan itu adalah penyakit. Ketidaktahuan petani mengenali gejala penyakit sedini mungkin, sering menjadi kendala sehingga penyakit itu dengan leluasa ‘menyatroni’ kebun durian. Berikut delapan penyakit yang sering menginfeksi bibit, akar, batang, daun, dan buah durian.
Mati pucuk pada bibit
Akibat penyakit ini bisa 50% lebih bibit hancur. Infeksi penyakit bies berawal dari batang, lalu berkembang ke daun dan akar. Daun yang terinfeksi, tampak mengecil, berubah warna, lalu muncul bercak-bercak kecil yang semakin lama semakin besar dan gelap, lalu menyatu membentuk bercak lebih besar. Daun-daun yang terinfeksi itu akan berguguran. Pada tingkat serangan berat, seluruh daun menjadi kering, dan bibit mati dimulai dari bagian pucuk. Penyakit ini juga menyebabkan akar membusuk, dan pertumbuhan akar-akar baru terhambat.
Penyakit yang mampu menghancurkan pembibitan durian ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora. Munculnya cendawan biasanya karena penanaman terlalu rapat dan kelebihan air. Tetapi tanah yang terinfeksi merupakan sumber inoculum utama.
Untuk memperkecil infeksi penyakit ini jarak tanam diperlongar, drainase diperbaiki, dan penyiraman berlebihan dihindari. Bibit yang ditanam pada polybag sebaiknya menggunakan media steril. Untuk menghentikan penyebaran penyakit secara epidemic, seluruh areal pembibitan secara periodik disemprot fungisida berbahan aktif, metalaxyl, milfuran, arfurace, cyprofuram, oxadixyl, atau fosetyl aluminium.
Akibat penyakit ini bisa 50% lebih bibit hancur. Infeksi penyakit bies berawal dari batang, lalu berkembang ke daun dan akar. Daun yang terinfeksi, tampak mengecil, berubah warna, lalu muncul bercak-bercak kecil yang semakin lama semakin besar dan gelap, lalu menyatu membentuk bercak lebih besar. Daun-daun yang terinfeksi itu akan berguguran. Pada tingkat serangan berat, seluruh daun menjadi kering, dan bibit mati dimulai dari bagian pucuk. Penyakit ini juga menyebabkan akar membusuk, dan pertumbuhan akar-akar baru terhambat.
Penyakit yang mampu menghancurkan pembibitan durian ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora. Munculnya cendawan biasanya karena penanaman terlalu rapat dan kelebihan air. Tetapi tanah yang terinfeksi merupakan sumber inoculum utama.
Untuk memperkecil infeksi penyakit ini jarak tanam diperlongar, drainase diperbaiki, dan penyiraman berlebihan dihindari. Bibit yang ditanam pada polybag sebaiknya menggunakan media steril. Untuk menghentikan penyebaran penyakit secara epidemic, seluruh areal pembibitan secara periodik disemprot fungisida berbahan aktif, metalaxyl, milfuran, arfurace, cyprofuram, oxadixyl, atau fosetyl aluminium.
Busuk akar pythium
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium vexans. Busuk akar pythium tidak hanya dijumpai di perkebunan durian, tetapi juga di kebun pembibitan. Bibit dalam polybag, yang berumur 4-12 minggu sangat peka terhadap penyakit ini.
Ciri khas penyakit ini adalah bercak nekrotik pada akar-akar lateral. Bercak ini dimulai dari ujung akar, semakin lama semakin besar. Di luar akar tampak normal, tetapi bila dibuka, pada bagian kortek tampak warna cokelat gelap dan bagian yang berkayu berwarna pink berbintik-bintik kecokelatan. Pada kasus berat, bagian yang busuk berkembang dari ujung akar ke arah leher akar. Bila yang terinfeksi akar di bagian atas tanah, pucuk-pucuk tanaman akan mati lalu muncul tunas baru tepat di bawahnya.
Bibit yang terkena serangan daunnya menjadi lemah, lalu muncul bercak kecokelatan di pangkal daun. Beberapa hari kemudian seluruh daun akan layu dam bibit mati. Bibit yang terinfeksi bila dicabut akan tampak akar-akarnya membusuk, juga bagian pangkal batang. Inilah yang menyebabkan tanaman tidak mampu mengambil makanan dan air dari tanah sampai akhirnya mati.
Sebelum penanaman atau sebelum tanaman terkena serangan, tanah disterilkan dengan menyiramkan fungisida sistemik berbahan aktif metalaxyl, fosetyl aluminium, propamocarb hydrochloride, atau etridizole. Media bibit di polibag sebaiknya menggunakan tanah steril. Juga usahakan drainase tetap baik, hindari penyiraman air dan pemupukan berlebihan.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium vexans. Busuk akar pythium tidak hanya dijumpai di perkebunan durian, tetapi juga di kebun pembibitan. Bibit dalam polybag, yang berumur 4-12 minggu sangat peka terhadap penyakit ini.
Ciri khas penyakit ini adalah bercak nekrotik pada akar-akar lateral. Bercak ini dimulai dari ujung akar, semakin lama semakin besar. Di luar akar tampak normal, tetapi bila dibuka, pada bagian kortek tampak warna cokelat gelap dan bagian yang berkayu berwarna pink berbintik-bintik kecokelatan. Pada kasus berat, bagian yang busuk berkembang dari ujung akar ke arah leher akar. Bila yang terinfeksi akar di bagian atas tanah, pucuk-pucuk tanaman akan mati lalu muncul tunas baru tepat di bawahnya.
Bibit yang terkena serangan daunnya menjadi lemah, lalu muncul bercak kecokelatan di pangkal daun. Beberapa hari kemudian seluruh daun akan layu dam bibit mati. Bibit yang terinfeksi bila dicabut akan tampak akar-akarnya membusuk, juga bagian pangkal batang. Inilah yang menyebabkan tanaman tidak mampu mengambil makanan dan air dari tanah sampai akhirnya mati.
Sebelum penanaman atau sebelum tanaman terkena serangan, tanah disterilkan dengan menyiramkan fungisida sistemik berbahan aktif metalaxyl, fosetyl aluminium, propamocarb hydrochloride, atau etridizole. Media bibit di polibag sebaiknya menggunakan tanah steril. Juga usahakan drainase tetap baik, hindari penyiraman air dan pemupukan berlebihan.
0 komentar:
Posting Komentar