Kamis, 07 Januari 2016


Bunga Camellia Si Cantik dari Australia


Sosoknya  secantik bunga mawar. Mahkotanya tersusun berlapis-lapis semakin kecil  dan rapat ke ujungnya. Kuncup dan bunganya yang sedang mekar selalu  hadir bersamaan, hingga selalu tampil semarak sepanjang waktu.

Ketika mengunjungi kebun milik Edward Kristianto, seorang hobiis anggrek dari Bandung, di daerah Lembang, di depan pintu masuk greenhouse-nya ada sekitar 40 tanaman Camellia japonica dalam pot berjajar rapi. Ukuran tanaman itu beragam, ada yang pendek (20 cm), ada juga yang lebih mencapai 2 m lebih. Sebagian dari tanaman itu sudah berbunga. Bentuknya mirip mawar. Bedanya, bunga itu tidak muncul dari pucuk tanaman, melainkan dari sela-sela ketiak daun di sepanjang batang atau cabangnya. Ukuran garis tengahnya 5-10 cm. Warnanya bermacam-macam, ada yang putih, merah, atau pink.Selain bunganya yang bermekaran, di sela-sela daunnya yang berwarna hijau mengkilap banyak bermunculan kuncup-kuncup bunga. Jumlahnya 1-6 kuntum per ketiak daun.

Dari Australia
“Saya memperolehnya dari Perth, Australia pada tahun 1990 yang lalu,” Edward mengisahkan tanaman camellia-nya itu. Menurut Edward, pada mulanya ia hanya memiliki 4 varietas. Namun karena senang ia lalu memburu varietas-varietas lainnya di Australia maupun di Indonesia. Lama-kelamaan koleksinya bertambah banyak. Kini ia telah memiliki kira-kira 12 varietas camellia, termasuk jenis liar yang sudah sejak lama ada di daerah pegunungan di Indonesia. Selain itu ia juga memperbanyak jenis-jenis yang sudah ada. Karena dianggap mampu merawat dan kebunnya cocok untuk pertumbuhan camellia, beberapa kenalan Edward yang mempunyai camellia menitipkan tanaman itu kepadanya, dan ternyata tanaman tersebut bisa tunbuh bagus serta rajin berbunga.

 Aslinya dari Jepang dan Korea
Tanaman camellia berbunga belum umu ditanam di Indonesia. Tapi jenis yang disebut Camellia chinensis, yang biasa diambil daunnya dan disebut teh, sudah lama ada di Indonesia. Berbeda dengan camellia teh yang konon berasal dari Daratan Cina, camellia berbunga ini berasal dari Jepang dan Semenanjung Korea. “Di Jepang spesies liar bunga camellia sering dipakai untuk ikebana, karena bisa tahan sampai seminggu,” Edward menuturkan pengalamannya. Namun hibrida-hibrida yang saat ini banyak beredar jarang digunakan untuk rangkaian, sebab ketahanan bunganya hanya 5 hari. Dari daerah asalnya ia lalu dibawa oleh pelaut Portugal (tahun 1500-an), dan menyebar ke seluruh Eropa. Oleh seorang botaniwan dari Swedia, Linneaus, tahun 1735 tanaman ini dideskripsi. Nama camellia sendiri diambil dari nama George Joseph Kamel (1661-1707), seorang Jesuit Morravia yang bekerja di Filipina sebagai farmakolog, ahli fisika sekaligus botaniwan. Lucunya, orang tersebut mungkin tidak pernah melihat sosok tanaman berbunga indah itu. Sejarah camellia untuk kebun modern dimulai pada tahun 1792, ketika sebuah kapal British East India Company membawa sejenis camellia yang kemudian popular dengan sebutan C. japonica Alba Plena. Namun tidak diketahui sejak kapan ia ada dan popular di Australia.

Cocok di Daratan Tinggi
Di Indonesia, camellia bisa tumbuh dan berbunga dengan baik, namun harus ditanam di daratan tinggi. “Di Bandung, 600-700 m dpl, ia tumbuh baik. Namun saya pernah juga mendengar ada orang Bogor yang menanam camellia di halaman rumahnya,” tutur Edward tanpa menyebut tempatnya secara pasti. Edward belum pernah menanam camellia di tanah pekarangan rumah kebunnya. Semua tanaman hasil perbanyakan secara setek itu ditanam di pot-pot berukuran 2-20 1 (15-35 cm). Media pot berisi campuran tanah humus dengan humus anam (pakis), dan sesekali diberi pupuk guano. Camellia memang menghendaki tanah berdrainase baik, gembur, cukup bahan organic dan sedikit asam, serta kelembapan yang cukup. Ia juga harus dilindungi dari sinar matahari terik dan angin kencang. Agar kelembapan di sekitar tanaman tetap terjaga, daun camellia harus sering dibasahi.

Kuncup Bunga Dikurangi
Beberapa bulan setelah setek yang tunbuh dipindahkan ke pot tunggal, tanaman mulai mengeluarkan kuncup-kuncup bunga. Jumlahnya cukup banyak. Kalau hal ini dibiarkan pertumbuhan bunga menjadi kurang baik, sebab tanamannya untuk masih kecil itu harus mengeluarkan banyak energy yang menyuplai hara bagi bunga.
Supaya tumbuh normal dan sempurna sebaiknya kuncup-kuncup bunga itu dikurangi, dan disisakan satu saja yang terbesar pada tiap ketiak/tandan. Dari saat muncul kuncup sampai bunga siap mekar memakan waktu 3-4 bulan, lalu bunga akan mekar sempurna 3-4 hari kemudian. Namun sebaiknya semua kuntum yang muncul di bunga pertama ini dibuang, lalu pertumbuhan vegetatif-nya dibiarkan. Dengan begitu energy untuk pembungaan di masa berikutnya bisa cukup terkumpul dan bunga yang muncul bisa cantik sempurna. Kalau dibiarkan, tanaman akan tumbuh tegak lurus. Untuk itu ia harus sering dipangkas, supaya muncul tunas-tunas dan cabang-cabang baru yang lebih banyak. Hingga tanaman tumbuh rimbun, dan pada saat berbunga tampak indah dan semarak.

0 komentar:

Posting Komentar