Bunga Camellia Si Cantik dari Australia
Sosoknya secantik bunga mawar. Mahkotanya tersusun berlapis-lapis semakin kecil dan rapat ke ujungnya. Kuncup dan bunganya yang sedang mekar selalu hadir bersamaan, hingga selalu tampil semarak sepanjang waktu.
Ketika mengunjungi kebun milik Edward Kristianto, seorang hobiis anggrek dari Bandung, di daerah Lembang, di depan pintu masuk greenhouse-nya ada sekitar 40 tanaman Camellia japonica dalam pot berjajar rapi. Ukuran tanaman itu beragam, ada yang pendek (20 cm), ada juga yang lebih mencapai 2 m lebih. Sebagian dari tanaman itu sudah berbunga. Bentuknya mirip mawar. Bedanya, bunga itu tidak muncul dari pucuk tanaman, melainkan dari sela-sela ketiak daun di sepanjang batang atau cabangnya. Ukuran garis tengahnya 5-10 cm. Warnanya bermacam-macam, ada yang putih, merah, atau pink.Selain bunganya yang bermekaran, di sela-sela daunnya yang berwarna hijau mengkilap banyak bermunculan kuncup-kuncup bunga. Jumlahnya 1-6 kuntum per ketiak daun.
Dari Australia
“Saya memperolehnya dari Perth, Australia pada tahun 1990 yang lalu,” Edward mengisahkan tanaman camellia-nya
itu. Menurut Edward, pada mulanya ia hanya memiliki 4 varietas. Namun
karena senang ia lalu memburu varietas-varietas lainnya di Australia
maupun di Indonesia. Lama-kelamaan koleksinya bertambah banyak. Kini ia
telah memiliki kira-kira 12 varietas camellia,
termasuk jenis liar yang sudah sejak lama ada di daerah pegunungan di
Indonesia. Selain itu ia juga memperbanyak jenis-jenis yang sudah ada.
Karena dianggap mampu merawat dan kebunnya cocok untuk pertumbuhan camellia, beberapa kenalan Edward yang mempunyai camellia menitipkan tanaman itu kepadanya, dan ternyata tanaman tersebut bisa tunbuh bagus serta rajin berbunga.
Aslinya dari Jepang dan Korea
Tanaman camellia berbunga belum umu ditanam di Indonesia. Tapi jenis yang disebut Camellia chinensis, yang biasa diambil daunnya dan disebut teh, sudah lama ada di Indonesia. Berbeda dengan camellia teh yang konon berasal dari Daratan Cina, camellia berbunga ini berasal dari Jepang dan Semenanjung Korea. “Di Jepang spesies liar bunga camellia
sering dipakai untuk ikebana, karena bisa tahan sampai seminggu,”
Edward menuturkan pengalamannya. Namun hibrida-hibrida yang saat ini
banyak beredar jarang digunakan untuk rangkaian, sebab ketahanan
bunganya hanya 5 hari. Dari daerah asalnya ia lalu dibawa oleh pelaut
Portugal (tahun 1500-an), dan menyebar ke seluruh Eropa. Oleh seorang
botaniwan dari Swedia, Linneaus, tahun 1735 tanaman ini dideskripsi.
Nama camellia
sendiri diambil dari nama George Joseph Kamel (1661-1707), seorang
Jesuit Morravia yang bekerja di Filipina sebagai farmakolog, ahli fisika
sekaligus botaniwan. Lucunya, orang tersebut mungkin tidak pernah
melihat sosok tanaman berbunga indah itu. Sejarah camellia untuk kebun modern dimulai pada tahun 1792, ketika sebuah kapal British East India Company membawa sejenis camellia yang kemudian popular dengan sebutan C. japonica Alba Plena. Namun tidak diketahui sejak kapan ia ada dan popular di Australia.
Cocok di Daratan Tinggi
Di Indonesia, camellia
bisa tumbuh dan berbunga dengan baik, namun harus ditanam di daratan
tinggi. “Di Bandung, 600-700 m dpl, ia tumbuh baik. Namun saya pernah
juga mendengar ada orang Bogor yang menanam camellia di halaman rumahnya,” tutur Edward tanpa menyebut tempatnya secara pasti. Edward belum pernah menanam camellia
di tanah pekarangan rumah kebunnya. Semua tanaman hasil perbanyakan
secara setek itu ditanam di pot-pot berukuran 2-20 1 (15-35 cm). Media
pot berisi campuran tanah humus dengan humus anam (pakis), dan sesekali
diberi pupuk guano. Camellia
memang menghendaki tanah berdrainase baik, gembur, cukup bahan organic
dan sedikit asam, serta kelembapan yang cukup. Ia juga harus dilindungi
dari sinar matahari terik dan angin kencang. Agar kelembapan di sekitar
tanaman tetap terjaga, daun camellia harus sering dibasahi.
Kuncup Bunga Dikurangi
Beberapa bulan setelah setek yang tunbuh dipindahkan ke pot tunggal,
tanaman mulai mengeluarkan kuncup-kuncup bunga. Jumlahnya cukup banyak.
Kalau hal ini dibiarkan pertumbuhan bunga menjadi kurang baik, sebab
tanamannya untuk masih kecil itu harus mengeluarkan banyak energy yang
menyuplai hara bagi bunga.
Supaya tumbuh normal dan sempurna sebaiknya kuncup-kuncup bunga itu
dikurangi, dan disisakan satu saja yang terbesar pada tiap
ketiak/tandan. Dari saat muncul kuncup sampai bunga siap mekar memakan
waktu 3-4 bulan, lalu bunga akan mekar sempurna 3-4 hari kemudian. Namun
sebaiknya semua kuntum yang muncul di bunga pertama ini dibuang, lalu
pertumbuhan vegetatif-nya dibiarkan. Dengan begitu energy untuk
pembungaan di masa berikutnya bisa cukup terkumpul dan bunga yang muncul
bisa cantik sempurna. Kalau dibiarkan, tanaman akan tumbuh tegak lurus.
Untuk itu ia harus sering dipangkas, supaya muncul tunas-tunas dan
cabang-cabang baru yang lebih banyak. Hingga tanaman tumbuh rimbun, dan
pada saat berbunga tampak indah dan semarak.
0 komentar:
Posting Komentar