Buah Merah Bukan Antikanker?
Bukti empiris buah merah sanggup mengenyahkan sel kanker sudah
tidak diragukan lagi. Itu pun baru segelintir dari ratusan kasus pasien
kanker yang terselamatkan nyawanya berkat Pandanus conoideus itu. Toh,
dunia medis tidak serta-merta mengamini fenomena itu. Mereka meminta
bukti ilmiah. Kandungan zat aktif apa yang berperan sebagai antikanker
pada buah merah?
Beberapa waktu lalu, salah satu koran ibukota memberitakan buah merah
tak mengandung senyawa antikanker. Hasil wawancara dengan dr Zubairi
Djoerban dari Divisi Hepatologi Onkologi Medik FKUI/RSCM itu sebenarnya
menyatakan, sampai saat ini belum ditemukan senyawa antikanker pada buah
merah.
Faktanya, memang belum ada penelitian yang mengungkap senyawa aktif
antikanker pada buah merah. Namun, itu tidak berarti buah tawi-sebutan
di Papua-tidak mengandung zat penggempur kanker.
Tanaman Buah merah mengandung senyawa antioksidan, seperti beta karoten,
tokoferol (vitamin E), vitamin C, dan flavonoid dalam konsentrasi
tinggi. Keseluruhan zat terbukti sangat baik untuk pencegahan kanker.
Antioksidan berperan menangkal radikal bebas pemicu kanker, tapi tidak
secara langsung membunuh sel-sel kanker.
Jadi, bila secara empiris buah merah terbukti membantu penyembuhan
kanker, bisa dipastikan ada senyawa selain antioksidan yang ikut
berperan dalam membunuh sel-sel kanker. Senyawa misterius itu
kemungkinan besar asam-asam lemak, terutama asam oleat dan asam
palmitat.
Asam Oleat
Mengapa muncul dugaan itu? Riset JA Menendez dkk pada Januari 2005
menunjukkan asam oleat dapat menekan aksi onkogen penyebab kanker
HER-2/neu yang ditemukan pada sekitar 30% penderita kanker payudara.
Hasil penelitian itu juga membuktikan asam oleat meningkatkan
efektivitas obat kanker payudara Herceptiptin (trastuzumab, produksi
Roche Holding, Swiss).
Hanya saja, penelitian itu kontradiksi dengan riset S. Hardy pada 2003.
Menurut Hardy, asam oleat menghambat proses apoptosis-program aktif
kematian sel normal yang sangat teratur (programmed cell death) lazim disebut “proses kematian bunuh diri” (suicide)-sel kanker dan sel-sel lainnya. Maka, penelitian lebih lanjut diperlukan guna membuktikan fenomena aksi asam oleat pada studi invivo dan uji klinis termasuk mekanisme kerjanya.
Pada dasarnya asam oleat merupakan asam lemak tak jenuh. Ia terkandung
dalam buah merah sebagai komponen utama, mencapai 71% dari keseluruhan.
Dengan tingginya kadar asam oleat, diharapkan konsumsi minyak buah merah
mencegah kanker dan membantu pengobatan kanker.
Kematian Terprogram
Penelitian Hardy pada 2003 menunjukkan, asam palmitat sangat toksik
terhadap sel-sel kanker. Zat itu terbukti dapat menghambat sintesis
kardiopilin, suatu lipida yang berada dalam membran mitokondria. Lipida
ini membentuk kompleks dengan sitokrom C sehingga mencegah zat lain
keluar dari mitokondria. Keluarnya sitokrom C dari mitokondria merupakan
sinyal untuk apoptosis.
Dengan dihambatnya sintesis kardiopilin oleh asam palmitat, maka secara
langsung asam palmitat dapat memfasilitasi keluarnya sitokrom C dari
mitokondria. Akibatnya, proses apoptosis terinduksi alias kematian sel
terprogram.
Apoptosis ditandai pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, dan
fragmentasi nukleus, serta sel itu sendiri. Ada hubungan erat antara
gangguan dalam proses apoptosis dengan pertumbuhan sel-sel kanker. Pada
kanker, sel-sel tidak mati tetapi tetap hidup dan terus-menerus
memperbanyak diri.
Pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak terkendali itu tidak sekadar
penyimpangan pembelahan sel, melainkan gangguan proses kematian sel-sel
secara normal. Diduga kuat asam palmitat, salah satu senyawa penting
yang memicu apoptosis pada sel-sel kanker.
Minyak buah merah mengandung asam palmitat sekitar 17%. Ia komponen
terbesar kedua setelah asam oleat. Karena itu, konsumsi minyak buah
merah secara teratur diharapkan dapat mencegah kanker sekaligus membantu
proses pengobatan.
Golongan Flavonoid
Minyak buah merah mengandung senyawa golongan flavonoid dan
steroid/triterpenoid. Flavonoid merupakan senyawa bahan alam dari
senyawa fenolik pigmen tumbuhan. Ia berfungsi sebagai antioksidan,
melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C,
antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan antibiotik.
Dalam banyak kasus, flavonoid berperan secara langsung sebagai
antibiotik. Zat itu sanggup mengganggu fungsi mikroorganisme seperti
bakteri atau virus. Selain itu, flavonoid juga berperan dalam mencegah
asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis
alias radang jaringan ikat penyangga akar gigi.
Steroid/triterpenoid adalah senyawa yang sering digunakan sebagai
komponen aktif obat. Banyak hasil penelitian menunjukkan senyawa dari
golongan itu bermanfaat sebagai antikanker, antimikroba, dan untuk
pengobatan jantung. Bukti empiris buah merah sanggup menggempur serangan
osteoporosis, diabetes, kanker, dan infeksi mikroba, kemungkinan besar
terkait dengan peran senyawa flavonoid dan steroid/terpenoid di
dalamnya.
Beragam uji dan penelitian untuk mengungkap senyawa yang menjadi actor
antikanker memang perlu terus dilakukan. Namun, sambil menunggu itu,
buah merah pantas menjadi alternatif pengobatan kanker. Sebab penderita
tak bisa menunggu lebih lama terjebak dalam kebimbangan.
0 komentar:
Posting Komentar