Rabu, 06 Januari 2016

Pisang biru dari jawa



Di pendalaman pulau jawa , pisang biru tumbuh liar di perkarangan rumah penduduk. Tak ada yang tertarik untuk memperhatikaya,apalagi mengebunkanya. Di pasarpun dia hanya teronggok di piggir. Kalah pamor di bandingkan dengan pisang ambon, raja bulu bahkan dengan pisang sereh. Padahal tahun 80-an sudah ada permintaan pisang ini dari pasar jepang dan eropa dalam jumlah berapapun. Namun sampai sekarang, varietas pisang ini tetap tidak terperhatikan.  Perhatian justru datang pada pakar pisang di luar negeri. Mereka mengoleksi, meneliti, dan menyebutnya Blue Java Banana.
            Apakah hebatnya buah yang di jawa disebut dengan kepok awu (abu) karena warnanya yang biru dan keabu abuan ini? Bukankah dia hanya digunakan untuk pakan burung ? Paling terhormat untuk industri keripik atau di rebu dan dijadikan oleh tukang bajigur? Lain halnya dengan isang ambon yang prestisius atau cenvendish yang akhir akhir ini sedang naik daun. Pisang kepok hanyalah pisang pinggiran. Pisang kampung yang hanya dikonsumsi rakyat miskin.
            Tampaknya, dalam ha komoditas pisang ini pun, kita harus banyak belajar dari negeri jiran kita Malaysia. Pada saat Filipina mengebunkan cenvendish secara besar besaran, Malaysia malahan mengebunkan pisang mas ini tak di sukai? Lebih-lebih untuk ekspor. Namun di sinilah letak kekelian malaysia. Mereka melihat, mengembunkan cenvendish berarti memasuki kawasan yang jalur perdaganganya sudah dikuasi oelh perusahaan-perusahaan multinasional. Persainganya  ketat. Persyaratan juga banyak. Dengan mengembangakan pisng mas, malaysia bisa membuka pasar baru hanya merekalah saat ini menyuplai jenis pisang tersebut.
            Selain mengembangkan pisang mas, Malaysian juga sudah mengembun pisang barangan. Selain dijadikan untuk pasar dalam negeri ,pisang barang ini juga sudah mereka ekspor. Para petani pisang kita kalah beberapa langkah dari para petani pisang di negeri jiran ini. Mereka bukan hanya sekedar bisa mengembunkan, selain sudah mampu menembus pasaran ekspor persyaratan mutunya sangat ketat.
            Kita tahu, di indonesia sudah ada beberapa berkebunan  cenvendish yang cukup besar ini positif sebab dari sini kita dapat belajar teknologi sekaligus  mengenal pasarnya. Setelah itu , kita baru bisa maju dengan pisang khas indonesia. Tentu bukan pisang mas atau barangan yang sudah dahulu digarap oleh malaysia kita memiliki puluhan kultivar kepok yang potensi pasar dalam negerinya besar juga di minta oleh pasar internasional.
            Beberapa kelebihan pisang kepok, pertama kulitnya relatif kuat, hingga tahan untuk penggangkutan jarak jauh dan alama. Kedua , tanamanya berdaya tahab tinggi terhadap kekerinagan , angin maupun serangan hama/penyakit .ketiga, kultivar dan permanfaatanya cukup beragam . mulai dari di goreng, direbus, untuk buah meja,  pakan burung, keripik masih banyak lagi. Semua ini merupakan  potensi yang masih harus di gali dan di garap dengan investasi data.
            Variasi rasa/textur daging buah pisang kepok juga beragam. Ada yang tawar, manis,  dan agak  masam. Sementara texturnya kebanyakan lembut dan cenderung kering. Semua keunggulan ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada seseorang pun yang tertarik untuk mengambangkan nya , maka kita tidak akan punya andalan lagi. Sebutan BLUE JAVA BANANA, pisang jawa yang biru itu akan tinggal sebuan saja sementara yang mengenbunya justru negara negara lain.

0 komentar:

Posting Komentar