Rabu, 06 Januari 2016

"Embun Madu" dan Cendawan "Jelaga"

kebunbibit.id
Hama yang mengeluarkan embun yang disusul cendawan jelaga, adalah 2 sejoli pengganggu pohon mangga. Keduanya bisa menyebabkan pembungaan terhambat, buah muda gampang rontok, dan pertumbuhan pohon tidak sempurna.
Diperlukan kejelian mengamati serbuan hama yang mengeluarkan cairan mirip “madu” dan cendawan hitam yang dikenal sebagai cendawan jelaga. Kenapa harus jeli? Karena sering kali kita hanya terpana oleh warna hitam cendawan itu yang menempel pada daun muda, tunas muda, cabang muda, tangkai/tandan bunga, dan buah muda. Padahal kalau hal itu sudah terjadi, sebetulnya kita sudah terlambat.
Biang Keladinya
Sebelum pohon mangga dijangkiti cendawan jelaga, biasanya ia sudah diserbu dulu oleh sejenis wereng mangga (Idioscopus niveosparsus) dan beberapa jenis kutu, yaitu, kutu hijau (Coccus viridis), kutu sisik (Coccus hesperidium), dan kutu putih (Pseudococcus citri). Wereng dan kutu itu mengeluarkan cairan manis yang dikenal sebagai embun madu.
Embun madu itu menempel pada daun muda, tunas muda, tandan bunga, dan pucuk tanaman, di tempat hama itu meletakkan telurnya dan sekaligus menghisap cairan tanaman. Kalau serangan menghebat, embun madu malah berceceran di atas tanah. Kalau udara kebetulan kering, dengan mudah embun madu itu kita amati karena mengkilap dan mirip “kerak”. Kalau udara berubah lembap, embun madu itu berubah menjadi hitam karena sudah ketempelan cendawan jelaga. Embun madu itu merupakan tempat tumbuh yang empuk bagi cendawan ini.
Menghambat Pertumbuhan
Hama di atas bisa menghambat pertumbuhan tunas dan bunga/buah, karena menghisap cairan tunas muda, tandan bunga dan tangkai buah. Bagian yang dihisap ini akan mongering dan berhenti tumbuh. Bunga/buah muda pun akan rontok. Sementara itu, embun madu yang bercendawan jelagamenghalang-halangi fotosintesa (pemasakan makanan pada daun) dan pernafasan melalui stomata (mulut daun). Akhirnya, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tidak sempurna lagi.
Biang Keladinya Dulu
Untuk mengatasi embun madu dan cendawan di atas kita harus terlebih dulu harus mengatasi hama penyebab dan penyebarnya, yaitu, wereng mangga dan kutu. Kutu ini disebarluaskan oleh “semut merah” (bukan rangrang). Semut merah memang memanfaatkan cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu-kutu di atas. “Semut merah” diusir dengan cara sarangnya diobori saja dengan api; Atau kalau mungkin sarang ini diambil dulu dari pohon lalu dibakar. Sesudah itu, baru wereng dan kutunya disemprot dengan insektisida, misalnya, Bayrusil atau Tamaron (masing-masing 2 cc per liter air).
Cendawan Jelaga Disemprot Kapur
Setelah serangan diatasi, cendawan jelaganya diberantas dengan penyemprotan kapur sirih/kapur kembang (10-20 g per liter air), atau bisa “hembusan” tepung belerang (kehalusannya 250-300 mesh, takarannya 0,75-1,25 kg per pohon dewasa). Warna jelaga yang menempel, setelah dihembus atau disemprot akan mengelupas sendiri atau dihanyut oleh air hujan.

"Embun Madu" dan Cendawan "Jelaga"

kebunbibit.id
Hama yang mengeluarkan embun yang disusul cendawan jelaga, adalah 2 sejoli pengganggu pohon mangga. Keduanya bisa menyebabkan pembungaan terhambat, buah muda gampang rontok, dan pertumbuhan pohon tidak sempurna.
Diperlukan kejelian mengamati serbuan hama yang mengeluarkan cairan mirip “madu” dan cendawan hitam yang dikenal sebagai cendawan jelaga. Kenapa harus jeli? Karena sering kali kita hanya terpana oleh warna hitam cendawan itu yang menempel pada daun muda, tunas muda, cabang muda, tangkai/tandan bunga, dan buah muda. Padahal kalau hal itu sudah terjadi, sebetulnya kita sudah terlambat.
Biang Keladinya
Sebelum pohon mangga dijangkiti cendawan jelaga, biasanya ia sudah diserbu dulu oleh sejenis wereng mangga (Idioscopus niveosparsus) dan beberapa jenis kutu, yaitu, kutu hijau (Coccus viridis), kutu sisik (Coccus hesperidium), dan kutu putih (Pseudococcus citri). Wereng dan kutu itu mengeluarkan cairan manis yang dikenal sebagai embun madu.
Embun madu itu menempel pada daun muda, tunas muda, tandan bunga, dan pucuk tanaman, di tempat hama itu meletakkan telurnya dan sekaligus menghisap cairan tanaman. Kalau serangan menghebat, embun madu malah berceceran di atas tanah. Kalau udara kebetulan kering, dengan mudah embun madu itu kita amati karena mengkilap dan mirip “kerak”. Kalau udara berubah lembap, embun madu itu berubah menjadi hitam karena sudah ketempelan cendawan jelaga. Embun madu itu merupakan tempat tumbuh yang empuk bagi cendawan ini.
Menghambat Pertumbuhan
Hama di atas bisa menghambat pertumbuhan tunas dan bunga/buah, karena menghisap cairan tunas muda, tandan bunga dan tangkai buah. Bagian yang dihisap ini akan mongering dan berhenti tumbuh. Bunga/buah muda pun akan rontok. Sementara itu, embun madu yang bercendawan jelagamenghalang-halangi fotosintesa (pemasakan makanan pada daun) dan pernafasan melalui stomata (mulut daun). Akhirnya, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tidak sempurna lagi.
Biang Keladinya Dulu
Untuk mengatasi embun madu dan cendawan di atas kita harus terlebih dulu harus mengatasi hama penyebab dan penyebarnya, yaitu, wereng mangga dan kutu. Kutu ini disebarluaskan oleh “semut merah” (bukan rangrang). Semut merah memang memanfaatkan cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu-kutu di atas. “Semut merah” diusir dengan cara sarangnya diobori saja dengan api; Atau kalau mungkin sarang ini diambil dulu dari pohon lalu dibakar. Sesudah itu, baru wereng dan kutunya disemprot dengan insektisida, misalnya, Bayrusil atau Tamaron (masing-masing 2 cc per liter air).
Cendawan Jelaga Disemprot Kapur
Setelah serangan diatasi, cendawan jelaganya diberantas dengan penyemprotan kapur sirih/kapur kembang (10-20 g per liter air), atau bisa “hembusan” tepung belerang (kehalusannya 250-300 mesh, takarannya 0,75-1,25 kg per pohon dewasa). Warna jelaga yang menempel, setelah dihembus atau disemprot akan mengelupas sendiri atau dihanyut oleh air hujan.

0 komentar:

Posting Komentar