Rabu, 06 Januari 2016

Pohon Pelindung Pemecah Angin

Ketika angin merobohkan pohon kesayangan kita, barulah terpikir upaya apa yang perlu dilakukan untuk melindunginya. Sesal kemudian tak berguna. Padahal, seharusnya sejak awal kita menanam pohon “pemecah” angin. Itu adalah sejenis pohon pelindung yang berfungsi menjaga tanaman pokok dari berbagai gangguan alam. Kehadirannya harus memberikan banyak manfaat. Sedapat mungkin ia tidak menjadi pesaing atau merugikan tanaman pokok. Sang pelindung dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya pada tanaman pokok, pemecah angin, penabung/peneduh, penyubur/penutup tanah, penunjang/perambatan, atau penolak hama. Pada kesempatan ini akan diulas khusus mengenai pohon “pemecah” angin (windbreaker).
Ciri
Pohon pemecah angin berfungsi menahan arus angin kuat yang datang dari arah tertentu. Ia mampu memecah atau mematahkan arah angin sehingga berubah menjadi arus lemah. Pohon seperti ini memiliki ciri khas berikut :
  1. Pertumbuhan fisiknya cepat. Tinggi dan ukuran tertentu tercapai dalam waktu relatif singkat.
  2. Perakaran kokoh agar tidak mudah tumbang diterjang angin kencang.
  3. Bentuk tajuk rindang. Menyebar ke semua arah. Jadi, mampu menghadang arus angin.
  4. Berdahan dan ranting lentur, tidak getas, sehingga tidak mudah patah. Dengan “bergoyang”, arus angin menjadi pudar.
  5. Daunnya sempit supaya tidak mudah tercabik angin.
  6. Daun tidak mudah rontok. Ia tetap dapat berfungsi ganda untuk berfotosintesis dan sebagai penahan angin.
Jenis-jenisnya
Beberapa jenis pohon yang sering dipakai sebagai penahan angin antara lain :
  1. Cemara angin (Casuarina equisetifolia) termasuk yang populer. Pertumbuhannya relatif cepat. Percabangannya lentur, berdaun halus, dan tumbuh menjulang tinggi sehingga mampu menghadang angin kuat.
  2. Bambu Jepang. Sejenis bambu berdaun halus, tumbuh tinggi menjulang, membentuk rumpun yang rapat, dan kuat. Ia amat lentur bila diterjang angin.
  3. Lamtoro gung (Leucaena leucocephala). Pertumbuhannya sangat cepat, berdaun kecil, dan bertajuk besar. Namun, kurang rimbun sehingga masih bisa ditembus angin. Dahannya kurang lentur dan bisa patah kalau diterpa angin kuat.
  4. Eucalyptus. Ada spesies baru yang pertumbuhannya luar biasa cepat, percabangan rimbun, dan perakaran kuat. Daunnya kecil dan cukup tahan terpaan angin kuat.
  5. Gamal (Glyricidia). Pohon pelindung tradisional di pedesaan yang multifungsi. Sebagai penabung, perambatan, pagar hidup, dan penyubur tanah. Mudah sekali diperbanyak dengan setek batang besar. Untuk memecah angin kurang efektif karena tajuk kurang rapat dan percabangannya tumbuh memanjang.
Penempatan
Sebelum menanam, perlu dipelajari dahulu kebiasaan dan arah angin kencang bertiup. Bila angin barat bertiup, maka pohon pemecah angin ditanam sebagai barikade berjejer di tepi barat. Jarak tanam agak dirapatkan, disesuaikan dengan rentang tajuk pohon remaja. Maksudnya agar ranting/dahan pohon dewasa kelak saling overlapping. Bila ada dahan patah diterjang angin, masih ada ranting yang menutupi celah tersebut.
Kalau kebetulan areal kebun cukup luas, maka setiap 50-100 meter harus ada barikade kedua. Arus angin yang lolos dari sergapan barikade pertama terhadang di sini. Barikade di tengah kebun itu jangan mengurangi masuknya cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman. Banyak pohon buah yang memerlukan bantuan serangga untuk menyerbuki bunga. Faktor angin dalam kebun sangat mempengaruhi aktivitas serangga. Jika angin terlalu kencang, aktivitas serangga dapat menurun drastis. Penyerbukan tidak terjadi, sehingga panen buah sedikit. Angin kencang juga akan merusak pucuk-pucuk pohon yang baru saja tumbuh. Daun-daun muda yang masih lunak akan tercabik-cabik hingga luruh. Kapasitas tanaman untuk berfotosintesis berkurang. Pohon pemecah angin jangan dibiarkan tumbuh terlalu dominan.

1 komentar: