Mengenal Gejala CVPD Pada Tanaman
Gejala CVPD
sering dikacaukan dengan gejala kekurangan unsur hara mikro. Bagaimana
mengenali gejala penyakit pada tanaman ini dengan benar?
Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration),
hingga kini tetap menjadi “momok” petani jeruk. Kehadiran penyakit ini
sukar diketahui, tahu-tahu tanaman sudah menguning daunnya dan tak bisa
diselamatkan lagi. Celakanya, kalau sudah terlihat ada satu tanaman
sakit, biasanya tanaman jeruk lain di sekitarnya juga sudah terinfeksi,
dan tinggal menunggu giliran matinya saja.
Bukan Virus atau Bakteri
Penyakit ini bukan
disebabkan oleh virus atau bakteri, tapi oleh suatu organisma yang ujud
maupun pola tingkahnya menyerupai bakteri. Organisma
ini menetap di dalam jaringan phloem tanaman dan menyebabkan kerusakan.
Rusaknya jaringan ini menyebabkan transportasi hasil fotosintesa dari
daun ke bagian bawah tanaman menjadi macet.
Tidak Ada Gejala Khas
Penyakit CVPD sukar
diketahui kedatangannya karena tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sebagian gejalanya malah menyerupai gejala tanaman yang kekurangan unsur
mikro, yaitu terjadinya penguningan jaringan daun di antara
tulang-tulang daun. Akan tetapi, selain gejala seperti itu masih ada
gejala-gejala lain yang bisa digunakan untuk memastikan apakah tanaman
diserang CVPD atau kekurangan unsur hara. Kalau hasil pengamatan
menunjukkan ada 3-4 gejala yang cocok, hamper dapat dipastikan tanaman
itu terserang CVPD. Berikut ini disebutkan beberapa gejala serangan CVPD
disertai dengan fotonya.
1. Daun
berukuran lebih sempit dari daun normal, bentuknya lancip, dan bagian
antara tulang-tulang daun berwarna kuning, atau warna kuning dengan
bercak bulat hijau tua (foto 3).
2. Pada
dahan yang terserang biasanya bermunculan tunas daun/bunga yang
waktunya tidak bersamaan dengan pertunasan pada dahan yang sehat.
3. Pertumbuhan ranting-ranting yang terinfeksi sangat rapat sehingga tampak menjorok.
4. Daun-daun muda rontok sehingga tanaman tampak merana dan tembus pandang (foto 1).
5. Pertumbuhan
buah tidak normal : kalau dibelah bagian dalamnya tampak tidak
simetris, rasanya agak pahit dan bijinya berukuran kecil dengan warna
kecoklatan (foto 2).
Terbawa Mata Tempel
Penularan CVPD terjadi
terutama karena perantaraan mata tempel. Mata tempel yang diambil dari
tanaman sakit, yang kemudian diokulasikan pada bibit sehat, menyebabkan
terjadinya infeksi. Kalau kemudian bibit ini dibawa ke daerah yang masih
bebas CVPD, maka akan menjadi sumber penularan. Penularan juga bisa
dilakukan oleh serangga bernama Diaphorina citri. Serangga ini
mengisap cairan dari pucuk-pucuk tanaman. Kalau sehabis mengisap pucuk
tanaman sakit lalu berpindah ke pucuk tanaman sehat, maka terjadi
penularan.
Gunakan Bibit Bebas CVPD
Hendaklah
berhati-hati sewaktu membeli bibit, jangan sekali-kali membeli bibit
dari daerah yang sudah disinyalir menjadi tempat penyebaran CVPD. Tanaman juga harus disemprot dengan insektisida untuk membunuh serangga penular Diaphorina citri.
Populasi serangga ini akan membengkak pada bulan-bulan Oktober,
Desember-Januari, Maret, dan April-Juni. Selain itu, tanaman yang sudah
terserang harus segera dibongkar dan dibakar, sedini mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar