Durian Merah Andalan Banyuwangi
Informasi kehadiran durian merah di Banyuwangi sudah terdengar
cukup lama. Hanya saja dalam kurun 2-3 tahun terakhir ditelusuri,
jawabannya selalu sama, musim sudah lewat atau tanaman tidak berbuah.
Untuk sementara si merah yang tumbuh di kediaman Serad di Desa Kemiren,
Kecamatan Glagah-urung didapat. Penghujung April 2010, lagi-lagi didapat
kabar bila si wayut-sebutan durian merah milik Serad tak berbuah.
"'Pada musim hujan awal 2010 bunganya rontok." ujar Soenaryo, bagian
fungsional bidang hortikultura Dinas Kehutanan, Perkebunan, Pertanian,
dan Urusan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi.
Asli merah
Namun, kabar buruk itu terobati tatkala Soenaryo menyampaikan informasi
bahwa durian merah juga ada di Kecamatan Songgon-berjarak 35 km dari
Glagah dan tengah berbuah. Perburuan durian merah menjadi perlu lantaran
nama itu lazimnya merujuk pada anggang Durio groveofens dan lahong
Durio dulcis, bukan D. zibethinus. Anggang berdaging merah pekat. Lahong
justru kulitnya yang merah, daging buah kuning atau krem. Keduanya
banyak tumbuh di Kalimantan. Untuk menipis keraguan, bersama tim dari
Dinas Kehutanan, Perkebunan, Pertanian, dan Urusan Ketahanan Pangan
Kabupaten Banyuwangi. Di tengah perjalanan, rombongan singgah di
kediaman Eko Mulyanto, stat Dinas Kehutanan, Perkebunan, Pertanian, dan
Urusan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi yang juga penangkar
buah.
Di sana Eko menyediakan 3 buah durian seukuran bola takraw.
Penampilannya persis D. zibethinus biasa. Kulitnya berduri pendek. "ini
durian merah dari Songgon," ujar Eko seraya membelah salah satu buah
menggunakan pisau. Begitu dibuka terlihat pongge berwarna merah
muda-bukan merah pekat seperti graveolens pun lebih pucat daripada
warna pongge durian merah silangan antara D. zibethinus dan D.
graveolens asal Bulungan, Kalimantan Timur, yang ditemukan Lutfi Bansir,
pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Durian
merah milik Serad-dari foto yang ia tunjukkan juga berwarna merah muda.
Aroma khas durian menguar, menggugah selera. Akhirnya kami mencomot
salah satu pongge dan mencicipinya. Luar biasa, rasanya lembut sedikit
berserat, manis, dan agak pahit. Beda dengan D. Groveolen yang tekstur
daging buahnya bertepung, kurang manis, dan beraroma bawang putih.
Setelah memperoleh bukti “keaslian” durian merah asal Songgon, tim
melanjutkan perjalanan ke lokasi pohon induk.
150 tahun
Memasuki sore hari rombongan tiba di kediaman Sulaimi, pemilik pohon
durian merah di Kecamatan Songgon, pria 75 tahun itu lalu mengajak tim
ke lokasi pohon di kebun berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.
Tanaman tumbuh menjulang setinggi 30 m di lereng jurang, “Durian itu
ditanam kakek saya. Diperkirakan umurnya 150 tahun” ujar Sulaimi. Lutfi
Bansir, kandidat doktor yang juga peneliti di Durian Research Center
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, menduga durian merah Songgon
juga silangan antara D. Graveolens dan D. Zibethinus. Ciri khas silangan
terlihat dari warna daging buah yang merah dari graveolens dan putih
dari zibethinus” ujarnya.
Pendapat serupa dilontarkan Gregori Garnadi Hambali, ahli botani di
Bogor – Jawa Barat. Satu-satunya sumber gen merah dalam kerabat
Bombacaceae berasal dari graveolens. Ciri-ciri daun juga lebih mirip
graveolens yang lebih membulat ketimbang durian lokal. Hanya saja dari
bentuk duri, rasa, dan aroma buah lebih dominan zibethinus.
Sayannya Sulaimi tidak tahu menahu asal-usul durian merah yang tumbuh
dikebunnya. Keluarga Sulaimi pun tak kenal dengan keluarga Serad pemilik
durian merah di Glagah. Seandainya benar merah mewarisi darah
graveolens, sungguh mengejutkan. Musababnya, dalam buku botani seperti
Plant Resource of East Asia (Prose), tidak pernah disebutkan graveolens
tumbuh di Jawa. Durian burung sebutannya di Malaysia biasanya ditemukan
di Sumatera dan Kalimatan.
Andalan Banyuwangi
Sekitar 10 km dari kebun Sulaimi, juga dijumpai durian milik Imam
Syafi’i. Dagig buahnya jingga pekat seperti lai Durio kutejensis. Namun,
begitu dikupas, terlihat warna daging merah muda. Bentuk duri, tekstur,
dan rasa daging buah mirip D. Zibethinus. Di sana juga ada durian
kesumbo milik Muhammad Tajuid yang berdaging jingga mencolok.
Menurut Suparlan, kepala bidang hortikultura Dinas Kehutanan,
Perkebunan, Pertanian, dan Urusan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi,
durian-durian berdaging buah atraktif itu bakal menjadi andalan baru
Kabupaten Banyuwangi. “Durian-durian itu akan diperbanyak dan
didaftarkan sebagai varietas unggul lokal” katanya. Jadi, tidak mustahil
bila di masa mendatang Songgon bakal menjadi incaran para mania durian.
0 komentar:
Posting Komentar