Kamis, 07 Januari 2016

Keprok Garut Jeruk Paling Berkelas

kebunbibit.id

Di Garut terdapat bermacam-macam jeruk yang dapat dimakan langsung sebagai buah segar. Menurut Ir. Yudi Hermawan, PPS Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten DT II Garut, yang termasuk jeruk garut adalah keprok (Citrus nobilis chrysocarpa), konde (C. nobilis unshiu), licin (C. nobilis reticulate), siem (C. nobilis microcarpa) dan manis (C. aurantium). Yang bernilai komersial tinggi hanya keprok dan siem sehingga jeruk lainnya nyaris tak dikembangkan orang.
Keprok garut juga lazim disebut jeruk paseh atau keprok paseh, yang berarti jeruk yang sempurna dipandang dari segi bentuk, ukuran, penampilan, rasa, dan nilai ekonominya. Keprok lain seperti licin dan konde dianggap kurang bermutu, karena berukuran lebih kecil, berkulit hijau, dan terlalu murah harganya.
Ciri khas 
Keprok garut berbentuk agak bulat lonjong, dengan permukaan kulit yang agak kasar. Warnanya kuning agak kemerahan setelah masak, tapi tak merata. Di pangkal buah terdapat benjolan seperti bintang, atau tonjolan berupa putting. Kulitnya yang tebal tak begitu melekat pada daging buah, sehingga mudah sekali dikupas. Orang menyebutnya ngelotok. Septa-septa daging buah mudah sekali dilepas, dan daging buahnya lunak, lembut dan banyak mengandung air. Rasanya manis agak masam yang segar, dan beraroma khas, karena bijinya sedikit, jeruk itu nyaman sekali dinikmati sebagai buah segar.

Keprok garut yang baru ini mulai berbuah pertama kali setelah 3-3,5 tahun bibit ditanam di lapangan. Pembuahan pertama rata-rata dapat menghasilkan 30-40 kg/tahun/pohon. Selanjutnya dapat menghasilkan 40-60 kg/tahun/pohon. Masa produktif 5-6 tahun. Setelah berumur 8-9 tahun. Tanaman siap dibongkar untuk peremajaan.

Bunga Camellia Si Cantik dari Australia


Sosoknya  secantik bunga mawar. Mahkotanya tersusun berlapis-lapis semakin kecil  dan rapat ke ujungnya. Kuncup dan bunganya yang sedang mekar selalu  hadir bersamaan, hingga selalu tampil semarak sepanjang waktu.

Ketika mengunjungi kebun milik Edward Kristianto, seorang hobiis anggrek dari Bandung, di daerah Lembang, di depan pintu masuk greenhouse-nya ada sekitar 40 tanaman Camellia japonica dalam pot berjajar rapi. Ukuran tanaman itu beragam, ada yang pendek (20 cm), ada juga yang lebih mencapai 2 m lebih. Sebagian dari tanaman itu sudah berbunga. Bentuknya mirip mawar. Bedanya, bunga itu tidak muncul dari pucuk tanaman, melainkan dari sela-sela ketiak daun di sepanjang batang atau cabangnya. Ukuran garis tengahnya 5-10 cm. Warnanya bermacam-macam, ada yang putih, merah, atau pink.Selain bunganya yang bermekaran, di sela-sela daunnya yang berwarna hijau mengkilap banyak bermunculan kuncup-kuncup bunga. Jumlahnya 1-6 kuntum per ketiak daun.

Dari Australia
“Saya memperolehnya dari Perth, Australia pada tahun 1990 yang lalu,” Edward mengisahkan tanaman camellia-nya itu. Menurut Edward, pada mulanya ia hanya memiliki 4 varietas. Namun karena senang ia lalu memburu varietas-varietas lainnya di Australia maupun di Indonesia. Lama-kelamaan koleksinya bertambah banyak. Kini ia telah memiliki kira-kira 12 varietas camellia, termasuk jenis liar yang sudah sejak lama ada di daerah pegunungan di Indonesia. Selain itu ia juga memperbanyak jenis-jenis yang sudah ada. Karena dianggap mampu merawat dan kebunnya cocok untuk pertumbuhan camellia, beberapa kenalan Edward yang mempunyai camellia menitipkan tanaman itu kepadanya, dan ternyata tanaman tersebut bisa tunbuh bagus serta rajin berbunga.

 Aslinya dari Jepang dan Korea
Tanaman camellia berbunga belum umu ditanam di Indonesia. Tapi jenis yang disebut Camellia chinensis, yang biasa diambil daunnya dan disebut teh, sudah lama ada di Indonesia. Berbeda dengan camellia teh yang konon berasal dari Daratan Cina, camellia berbunga ini berasal dari Jepang dan Semenanjung Korea. “Di Jepang spesies liar bunga camellia sering dipakai untuk ikebana, karena bisa tahan sampai seminggu,” Edward menuturkan pengalamannya. Namun hibrida-hibrida yang saat ini banyak beredar jarang digunakan untuk rangkaian, sebab ketahanan bunganya hanya 5 hari. Dari daerah asalnya ia lalu dibawa oleh pelaut Portugal (tahun 1500-an), dan menyebar ke seluruh Eropa. Oleh seorang botaniwan dari Swedia, Linneaus, tahun 1735 tanaman ini dideskripsi. Nama camellia sendiri diambil dari nama George Joseph Kamel (1661-1707), seorang Jesuit Morravia yang bekerja di Filipina sebagai farmakolog, ahli fisika sekaligus botaniwan. Lucunya, orang tersebut mungkin tidak pernah melihat sosok tanaman berbunga indah itu. Sejarah camellia untuk kebun modern dimulai pada tahun 1792, ketika sebuah kapal British East India Company membawa sejenis camellia yang kemudian popular dengan sebutan C. japonica Alba Plena. Namun tidak diketahui sejak kapan ia ada dan popular di Australia.

Cocok di Daratan Tinggi
Di Indonesia, camellia bisa tumbuh dan berbunga dengan baik, namun harus ditanam di daratan tinggi. “Di Bandung, 600-700 m dpl, ia tumbuh baik. Namun saya pernah juga mendengar ada orang Bogor yang menanam camellia di halaman rumahnya,” tutur Edward tanpa menyebut tempatnya secara pasti. Edward belum pernah menanam camellia di tanah pekarangan rumah kebunnya. Semua tanaman hasil perbanyakan secara setek itu ditanam di pot-pot berukuran 2-20 1 (15-35 cm). Media pot berisi campuran tanah humus dengan humus anam (pakis), dan sesekali diberi pupuk guano. Camellia memang menghendaki tanah berdrainase baik, gembur, cukup bahan organic dan sedikit asam, serta kelembapan yang cukup. Ia juga harus dilindungi dari sinar matahari terik dan angin kencang. Agar kelembapan di sekitar tanaman tetap terjaga, daun camellia harus sering dibasahi.

Kuncup Bunga Dikurangi
Beberapa bulan setelah setek yang tunbuh dipindahkan ke pot tunggal, tanaman mulai mengeluarkan kuncup-kuncup bunga. Jumlahnya cukup banyak. Kalau hal ini dibiarkan pertumbuhan bunga menjadi kurang baik, sebab tanamannya untuk masih kecil itu harus mengeluarkan banyak energy yang menyuplai hara bagi bunga.
Supaya tumbuh normal dan sempurna sebaiknya kuncup-kuncup bunga itu dikurangi, dan disisakan satu saja yang terbesar pada tiap ketiak/tandan. Dari saat muncul kuncup sampai bunga siap mekar memakan waktu 3-4 bulan, lalu bunga akan mekar sempurna 3-4 hari kemudian. Namun sebaiknya semua kuntum yang muncul di bunga pertama ini dibuang, lalu pertumbuhan vegetatif-nya dibiarkan. Dengan begitu energy untuk pembungaan di masa berikutnya bisa cukup terkumpul dan bunga yang muncul bisa cantik sempurna. Kalau dibiarkan, tanaman akan tumbuh tegak lurus. Untuk itu ia harus sering dipangkas, supaya muncul tunas-tunas dan cabang-cabang baru yang lebih banyak. Hingga tanaman tumbuh rimbun, dan pada saat berbunga tampak indah dan semarak.

Tanaman Kalanchoe Alias Si Cocor Bebek

kebunbibit.id 
Kalanchoe adalah tanaman hias sukulen anggota famili Crassulaceae. Ia lebih popular dengan sebutan cocor bebek. Menurut Sasmita, Koordinator KUD Cipanas Sub Unit Tanaman Hias, di pasar Cipanas ada tiga jenis cocor bebek yang gampang dijumpai, yaitu cocor bebek besar, cocor bebek mini, dan cocor beber berbunga. Di antara ketiganya, cocor beber berbungalah yang paling banyak penggemarnya. 
Cocok bebek berbunga yang bernama Latin Kalanchoe blossfeldiana, memang pantas kalau paling banyak penggemarnya. Jenis ini sangat rajin berbunga. Warna bunganya berkesan ceria, yang umum merah menyala, tetapi ada juga yang kuning, oranye, dan merah muda. Tanamannya bisa mencapai 30 cm tingginya, berdaun tebal hijau terang warnanya, dan cocok untuk tanaman hias pot.
Cocor  bebek besar atau K. daigremontianum, daya tariknya pada bentuk daunnya yang seperti mata tombak dan hijau warnanya. Permukaan daun bagian atas mengkilat, sedang pada permukaan bawahnya terdapat loreng-loreng coklat warnanya. Di pinggiran daunnya terdapat tunas-tunas yang jika jatuh ke tanah bisa berakar dan membentuk tanaman baru. Jenis ini tingginya bisa mencapai 40 cm dan umumnya berbatang tunggal. Kadang-kadang ia juga berbunga, warnanya hijau atau merah muda.
Cocor bebek mini atau K. tomentosa, sering juga disebut Panda Plant. Jenis ini juga berdaya tarik pada daunnya yang berbentuk oval, tebal, dan permukaannya ditutupi oleh bulu putih. Di bagian tepi daunnya terdapat garis berwarna coklat. Tinggi tanamannya bisa mencapai 30 cm. Jenis ini umumnya jarang menongolkan bunga.
Memeliharanya
Cocor bebek umumnya minta dipelihara di tempat yang banyak terkena sinar matahari. Media tanamnya harus porous, bisa dibuat dari campuran antara kompos dan pasir dengan perbandingan 3:1. Menyiram tanaman dilakukan jika media tanamnya sudah mulai kering. Jika media tanamnya selalu basah, tanamannya bisa membusuk.
Jenis yang berbunga, setelah bunganya habis, potong tangkai bekas bunganya yang telah kering dan mati. Selain untuk menjaga keindahannya juga untuk merangsang bunga berikutnya.

Mengenal Gejala CVPD Pada Tanaman



kebunbibit.id

Gejala CVPD sering dikacaukan dengan gejala kekurangan unsur hara mikro. Bagaimana mengenali gejala penyakit pada tanaman ini dengan benar?
Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration), hingga kini tetap menjadi “momok” petani jeruk. Kehadiran penyakit ini sukar diketahui, tahu-tahu tanaman sudah menguning daunnya dan tak bisa diselamatkan lagi. Celakanya, kalau sudah terlihat ada satu tanaman sakit, biasanya tanaman jeruk lain di sekitarnya juga sudah terinfeksi, dan tinggal menunggu giliran matinya saja.
Bukan Virus atau Bakteri
Penyakit ini bukan disebabkan oleh virus atau bakteri, tapi oleh suatu organisma yang ujud maupun pola tingkahnya menyerupai bakteri. Organisma ini menetap di dalam jaringan phloem tanaman dan menyebabkan kerusakan. Rusaknya jaringan ini menyebabkan transportasi hasil fotosintesa dari daun ke bagian bawah tanaman menjadi macet.
Tidak Ada Gejala Khas
Penyakit CVPD sukar diketahui kedatangannya karena tidak memperlihatkan gejala yang khas. Sebagian gejalanya malah menyerupai gejala tanaman yang kekurangan unsur mikro, yaitu terjadinya penguningan jaringan daun di antara tulang-tulang daun. Akan tetapi, selain gejala seperti itu masih ada gejala-gejala lain yang bisa digunakan untuk memastikan apakah tanaman diserang CVPD atau kekurangan unsur hara. Kalau hasil pengamatan menunjukkan ada 3-4 gejala yang cocok, hamper dapat dipastikan tanaman itu terserang CVPD. Berikut ini disebutkan beberapa gejala serangan CVPD disertai dengan fotonya.
1. Daun berukuran lebih sempit dari daun normal, bentuknya lancip, dan bagian antara tulang-tulang daun berwarna kuning, atau warna kuning dengan bercak bulat hijau tua (foto 3).
2. Pada dahan yang terserang biasanya bermunculan tunas daun/bunga yang waktunya tidak bersamaan dengan pertunasan pada dahan yang sehat.
3. Pertumbuhan ranting-ranting yang terinfeksi sangat rapat sehingga tampak menjorok.
4. Daun-daun muda rontok sehingga tanaman tampak merana dan tembus pandang (foto 1).
5. Pertumbuhan buah tidak normal : kalau dibelah bagian dalamnya tampak tidak simetris, rasanya agak pahit dan bijinya berukuran kecil dengan warna kecoklatan (foto 2).
Terbawa Mata Tempel
Penularan CVPD  terjadi terutama karena perantaraan mata tempel. Mata tempel yang diambil dari tanaman sakit, yang kemudian diokulasikan pada bibit sehat, menyebabkan terjadinya infeksi. Kalau kemudian bibit ini dibawa ke daerah yang masih bebas CVPD, maka akan menjadi sumber penularan. Penularan juga bisa dilakukan oleh serangga bernama Diaphorina citri. Serangga ini mengisap cairan dari pucuk-pucuk tanaman. Kalau sehabis mengisap pucuk tanaman sakit lalu berpindah ke pucuk tanaman sehat, maka terjadi penularan.
Gunakan Bibit Bebas CVPD
Hendaklah berhati-hati sewaktu membeli bibit, jangan sekali-kali membeli bibit dari daerah yang sudah disinyalir menjadi tempat penyebaran CVPD. Tanaman juga harus disemprot dengan insektisida untuk membunuh serangga penular Diaphorina citri. Populasi serangga ini akan membengkak pada bulan-bulan Oktober, Desember-Januari, Maret, dan April-Juni. Selain itu, tanaman yang sudah terserang harus segera dibongkar dan dibakar, sedini mungkin.

Rabu, 06 Januari 2016

Ulat papilo mengancam jeruk anda



Ulat ini gemuk, pendek, dan sangat rakus melahap daun jeruk. Kalau ulat ini kita biarkan, pucuk tanaman akan meranggas. Bagaimana mengatasinya?
Dua tahun yang lalu, ketika sedang praktek lapang di salah satu kebun jeruk di Cianjur, saya menemukan beberapa pohon jeruk yang pucuknya meranggas, sedang di bawahnya banyak terdapat kotoran bulat hitam mirip kotoran kambing hanya ukurannya lebih kecil. Penjaga kebun mengatakan bahwa tanaman jeruknya banyak diserang ulat, yang cukup rakus melahap daun jeruk, terutama yang masih muda.
Benar memang, pada ranting jeruk itu banyak bertengger ulat berwarna hijau yang gemuk pendek, dengan kaki melekat kokoh. Mata “palsu” ulat itu tampak jelas, melotot, mengerikan.
Itulah ulat Papilio, yang sudah kesohor sebagai tukang “pangkas” daun jeruk. Ulat itu larva kupu-kupu Papilio, dari suku Papilionidae. Biasanya dari tiga jenis: Papilio memnon, Papilio demolion dan Papilio polytes.
Kupu dewasa menaruh telur secara berkelompok pada daun atau ranting muda. Tiap kelompok berisi 4-9 butir, yang sudah bisa menetas dalam tempo 3 hari menjadi larva kecil berwarna coklat. Setelah mengalami pergantian kulit sampai lima kali, akhirnya larva menjadi ulat hijau rumput gemuk sepanjang 6 cm, ada garis putih di antara perut dengan punggung dan sisi tubuh.
Ulat mengunyah daun muda terus selama 19-26 hari. Bila diganggu, ia akan memperlihatkan “tanduknya” yang berwarna merah, dan mengeluarkan bau yang menusuk, untuk mengusir pengganggunya. Ia boleh dibilang sangat malas. Bergeraknya sangat lamban, dan untuk berkepompong pun, ia tak mau bersusah payah mencari tempat lain yang jauh. Bila masa berkepompong tiba, ia akan melekatkan ekornya pada daun atau ranting di tempat hinggapnya semula.
Masa berkepompong akan berakhir dengan muncul kupu-kupu yang berwarna menarik. Kupu betinanya abu-abu dengan bercak merah, putih dan hitam, rentang sayapnya 9-13 cm. Tetapi jantannya berwarna hitam seluruhnya, dan lebih kecil daripada yang betina. Rentang sayapnya hanya 8-12 cm. Mereka senantiasa mendatangi bunga jeruk untuk menghisap madu, sampai suatu ketika kupu betina bertelur.
Penanggulangan hama ini bisa dilakukan dengan cara menangkapinya satu per satu, lalu membunuhnya. Kalau cara itu sukar dilakukan, atau barangkali karena merasa geli, dapat juga dengan melakukan salah satu cara menyemprotkan insektisida : Elsan 60 EC (dengan dosis 2 cc/1 liter), Klitop 50 EC (2-3 cc/1 liter), Larvin 75 WP (2-3 g/1 air) dan Zolone 350 EC (4 cc/1 air),

"Embun Madu" dan Cendawan "Jelaga"

kebunbibit.id
Hama yang mengeluarkan embun yang disusul cendawan jelaga, adalah 2 sejoli pengganggu pohon mangga. Keduanya bisa menyebabkan pembungaan terhambat, buah muda gampang rontok, dan pertumbuhan pohon tidak sempurna.
Diperlukan kejelian mengamati serbuan hama yang mengeluarkan cairan mirip “madu” dan cendawan hitam yang dikenal sebagai cendawan jelaga. Kenapa harus jeli? Karena sering kali kita hanya terpana oleh warna hitam cendawan itu yang menempel pada daun muda, tunas muda, cabang muda, tangkai/tandan bunga, dan buah muda. Padahal kalau hal itu sudah terjadi, sebetulnya kita sudah terlambat.
Biang Keladinya
Sebelum pohon mangga dijangkiti cendawan jelaga, biasanya ia sudah diserbu dulu oleh sejenis wereng mangga (Idioscopus niveosparsus) dan beberapa jenis kutu, yaitu, kutu hijau (Coccus viridis), kutu sisik (Coccus hesperidium), dan kutu putih (Pseudococcus citri). Wereng dan kutu itu mengeluarkan cairan manis yang dikenal sebagai embun madu.
Embun madu itu menempel pada daun muda, tunas muda, tandan bunga, dan pucuk tanaman, di tempat hama itu meletakkan telurnya dan sekaligus menghisap cairan tanaman. Kalau serangan menghebat, embun madu malah berceceran di atas tanah. Kalau udara kebetulan kering, dengan mudah embun madu itu kita amati karena mengkilap dan mirip “kerak”. Kalau udara berubah lembap, embun madu itu berubah menjadi hitam karena sudah ketempelan cendawan jelaga. Embun madu itu merupakan tempat tumbuh yang empuk bagi cendawan ini.
Menghambat Pertumbuhan
Hama di atas bisa menghambat pertumbuhan tunas dan bunga/buah, karena menghisap cairan tunas muda, tandan bunga dan tangkai buah. Bagian yang dihisap ini akan mongering dan berhenti tumbuh. Bunga/buah muda pun akan rontok. Sementara itu, embun madu yang bercendawan jelagamenghalang-halangi fotosintesa (pemasakan makanan pada daun) dan pernafasan melalui stomata (mulut daun). Akhirnya, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tidak sempurna lagi.
Biang Keladinya Dulu
Untuk mengatasi embun madu dan cendawan di atas kita harus terlebih dulu harus mengatasi hama penyebab dan penyebarnya, yaitu, wereng mangga dan kutu. Kutu ini disebarluaskan oleh “semut merah” (bukan rangrang). Semut merah memang memanfaatkan cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu-kutu di atas. “Semut merah” diusir dengan cara sarangnya diobori saja dengan api; Atau kalau mungkin sarang ini diambil dulu dari pohon lalu dibakar. Sesudah itu, baru wereng dan kutunya disemprot dengan insektisida, misalnya, Bayrusil atau Tamaron (masing-masing 2 cc per liter air).
Cendawan Jelaga Disemprot Kapur
Setelah serangan diatasi, cendawan jelaganya diberantas dengan penyemprotan kapur sirih/kapur kembang (10-20 g per liter air), atau bisa “hembusan” tepung belerang (kehalusannya 250-300 mesh, takarannya 0,75-1,25 kg per pohon dewasa). Warna jelaga yang menempel, setelah dihembus atau disemprot akan mengelupas sendiri atau dihanyut oleh air hujan.

"Embun Madu" dan Cendawan "Jelaga"

kebunbibit.id
Hama yang mengeluarkan embun yang disusul cendawan jelaga, adalah 2 sejoli pengganggu pohon mangga. Keduanya bisa menyebabkan pembungaan terhambat, buah muda gampang rontok, dan pertumbuhan pohon tidak sempurna.
Diperlukan kejelian mengamati serbuan hama yang mengeluarkan cairan mirip “madu” dan cendawan hitam yang dikenal sebagai cendawan jelaga. Kenapa harus jeli? Karena sering kali kita hanya terpana oleh warna hitam cendawan itu yang menempel pada daun muda, tunas muda, cabang muda, tangkai/tandan bunga, dan buah muda. Padahal kalau hal itu sudah terjadi, sebetulnya kita sudah terlambat.
Biang Keladinya
Sebelum pohon mangga dijangkiti cendawan jelaga, biasanya ia sudah diserbu dulu oleh sejenis wereng mangga (Idioscopus niveosparsus) dan beberapa jenis kutu, yaitu, kutu hijau (Coccus viridis), kutu sisik (Coccus hesperidium), dan kutu putih (Pseudococcus citri). Wereng dan kutu itu mengeluarkan cairan manis yang dikenal sebagai embun madu.
Embun madu itu menempel pada daun muda, tunas muda, tandan bunga, dan pucuk tanaman, di tempat hama itu meletakkan telurnya dan sekaligus menghisap cairan tanaman. Kalau serangan menghebat, embun madu malah berceceran di atas tanah. Kalau udara kebetulan kering, dengan mudah embun madu itu kita amati karena mengkilap dan mirip “kerak”. Kalau udara berubah lembap, embun madu itu berubah menjadi hitam karena sudah ketempelan cendawan jelaga. Embun madu itu merupakan tempat tumbuh yang empuk bagi cendawan ini.
Menghambat Pertumbuhan
Hama di atas bisa menghambat pertumbuhan tunas dan bunga/buah, karena menghisap cairan tunas muda, tandan bunga dan tangkai buah. Bagian yang dihisap ini akan mongering dan berhenti tumbuh. Bunga/buah muda pun akan rontok. Sementara itu, embun madu yang bercendawan jelagamenghalang-halangi fotosintesa (pemasakan makanan pada daun) dan pernafasan melalui stomata (mulut daun). Akhirnya, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tidak sempurna lagi.
Biang Keladinya Dulu
Untuk mengatasi embun madu dan cendawan di atas kita harus terlebih dulu harus mengatasi hama penyebab dan penyebarnya, yaitu, wereng mangga dan kutu. Kutu ini disebarluaskan oleh “semut merah” (bukan rangrang). Semut merah memang memanfaatkan cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu-kutu di atas. “Semut merah” diusir dengan cara sarangnya diobori saja dengan api; Atau kalau mungkin sarang ini diambil dulu dari pohon lalu dibakar. Sesudah itu, baru wereng dan kutunya disemprot dengan insektisida, misalnya, Bayrusil atau Tamaron (masing-masing 2 cc per liter air).
Cendawan Jelaga Disemprot Kapur
Setelah serangan diatasi, cendawan jelaganya diberantas dengan penyemprotan kapur sirih/kapur kembang (10-20 g per liter air), atau bisa “hembusan” tepung belerang (kehalusannya 250-300 mesh, takarannya 0,75-1,25 kg per pohon dewasa). Warna jelaga yang menempel, setelah dihembus atau disemprot akan mengelupas sendiri atau dihanyut oleh air hujan.

8 Penyakit Durian dan Penanggulangannya

Tanaman durian dewasa maupun yang masih bibit sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Umumnya penyakit itu disebabkan oleh cendawan, yang menginfeksi bagian akar, batang, daun sampai buah. Kalau tidak segera ditanggulangi tanaman akan mati.

Rendahnya produksi dan mutu durian, bisa terjadi sejak tanaman masih di pembibitan sampai setelah buah dipanen. Penyebab terbesar kerusakan itu adalah penyakit. Ketidaktahuan petani mengenali gejala penyakit sedini mungkin, sering menjadi kendala sehingga penyakit itu dengan leluasa ‘menyatroni’ kebun durian. Berikut delapan penyakit yang sering menginfeksi bibit, akar, batang, daun, dan buah durian.
Mati pucuk pada bibit 
Akibat penyakit ini bisa 50% lebih bibit hancur. Infeksi penyakit bies berawal dari batang, lalu berkembang ke daun dan akar. Daun yang terinfeksi, tampak mengecil, berubah warna, lalu muncul bercak-bercak kecil yang semakin lama semakin besar dan gelap, lalu menyatu membentuk bercak lebih besar. Daun-daun yang terinfeksi itu akan berguguran. Pada tingkat serangan berat, seluruh daun menjadi kering, dan bibit mati dimulai dari bagian pucuk. Penyakit ini juga menyebabkan akar membusuk, dan pertumbuhan akar-akar baru terhambat.

Penyakit yang mampu menghancurkan pembibitan durian ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora. Munculnya cendawan biasanya karena penanaman terlalu rapat dan kelebihan air. Tetapi tanah yang terinfeksi merupakan sumber inoculum utama.

Untuk memperkecil infeksi penyakit ini jarak tanam diperlongar, drainase diperbaiki, dan penyiraman berlebihan dihindari. Bibit yang ditanam pada polybag sebaiknya menggunakan media steril. Untuk menghentikan penyebaran penyakit secara epidemic, seluruh areal pembibitan secara periodik disemprot fungisida berbahan aktif, metalaxyl, milfuran, arfurace, cyprofuram, oxadixyl, atau fosetyl aluminium.
Busuk akar pythium 
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium vexans. Busuk akar pythium tidak hanya dijumpai di perkebunan durian, tetapi juga di kebun pembibitan. Bibit dalam polybag, yang berumur 4-12 minggu sangat peka terhadap penyakit ini.

Ciri khas penyakit ini adalah bercak nekrotik pada akar-akar lateral. Bercak ini dimulai dari ujung akar, semakin lama semakin besar. Di luar akar tampak normal, tetapi bila dibuka, pada bagian kortek tampak warna cokelat gelap dan bagian yang berkayu berwarna pink berbintik-bintik kecokelatan. Pada kasus berat, bagian yang busuk berkembang dari ujung akar ke arah leher akar. Bila yang terinfeksi akar di bagian atas tanah, pucuk-pucuk tanaman akan mati lalu muncul tunas baru tepat di bawahnya.

Bibit yang terkena serangan daunnya menjadi lemah, lalu muncul bercak kecokelatan di pangkal daun. Beberapa hari kemudian seluruh daun akan layu dam bibit mati. Bibit yang terinfeksi bila dicabut akan tampak akar-akarnya membusuk, juga bagian pangkal batang. Inilah yang menyebabkan tanaman tidak mampu mengambil makanan dan air dari tanah sampai akhirnya mati.

Sebelum penanaman atau sebelum tanaman terkena serangan, tanah disterilkan dengan menyiramkan fungisida sistemik berbahan aktif metalaxyl, fosetyl aluminium, propamocarb hydrochloride, atau etridizole. Media bibit di polibag sebaiknya menggunakan tanah steril. Juga usahakan drainase tetap baik, hindari penyiraman air dan pemupukan berlebihan.

Azolla Sebagai Pengganti Pupuk Buatan

kebunbibit.id
Lahan yang setiap musim tanam ditaburi Azolla suatu saat tidak perlu memakai pupuk buatan lagi. Wajar kalau ia dinobatkan sebagai pelestari tanah.
Anda tidak perlu menggunakan pupuk buatan lagi, karena Azolla atau tanaman paku air ini mampu mengikat nitrogen dari udara berkat kerja samanya dengan ganggang biru, Cyanophyceae, Anabaena azollae, yang hidup di rongga daun Azolla. Jumlah nitrogen yang diambil bahkan melebihi kebutuhannya, sehingga sebagian dilepas keluar.

Selain unsur N, azolla juga mengandung unsur P, K, dan mg. Bahkan kandungan karbohidrat, lemak dan proteinnya juga lengkap. Dengan kelebihan itu, tak heran kalau Ir. Ngadiman, staf pengajar Fakultas Pertanian,Jurusan Mikrobiolog, UGM yakin, “Bila azolla selalu diberikan pada tanah setiap musim tanam, maka suatu saat tanah itu tidak memerlukan pupuk buatan lagi,” kata beliau.

Peneliti ini menghitung, pada penyebaran pertama Azolla, baru ¼ bagian unsurnya yang dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini setara dengan 65 kg urea (1/4 dosis pemupukan rekomendasi). Pada musim tanam II dan III ia mensubtitusi lagi ¼-1/3 dosis pemupukan rekomendasi. “Selama Azolla belum dapat menggantikan seluruh dosis rekomendasi pemupukan, maka pupuk anorganik tetap digunakan, tapi tinggal sebagian saja, “, ungkap Ngadiman.

Keunggulan Azolla dari Pupuk Organik Lain

Tanaman yang berbiak dengan cara membelah diri atau membentuk spora itu bisa dipakai sebagai pupuk hijau, dalam bentuk biomassa segar, baik di lahan kering maupun lahan basah. Ini juga salah satu kelebihan Azolla itu.

Azolla dapat diberikan dalam bentuk mentah, . Pupuk orgatidak seperti pupuk buatan lain. Pupuk organik lain dalam proses penguraian, menggunakan N yang tersedia dalam tanah. Proses yang menghasilkan panas ini bisa menghanguskan akar tanaman. Sementara Azolla justru langsung mengeluarkan N tanpa menyerap N yang sudah ada dalam tanah.

Bagaimana cara menggunakannya?

Pemakaian Azolla di Cina sudah dipakai sejak abad 15 di sawah mudah. Sehari setelah bibit padi ditebar, petani cukup menebar bibit Azolla umur dua minggu di petakan sawah yang sudah diairi. Jumlahnya 500 kg bibit/ha. Dalam waktu dua minggu akan dihasilkan 20-30 ton biomassa segar.

Rosela Paling Gress

 
Empat rosela baru sumber antioksidan bagi tubuh. Produksi tinggi dan kaya vitamin C.
Pamor rosela melejit sebagai munuman kesehatan kaya antioksidan mencegah beragam penyakit seerti kanker, diabetes mellitus, gangguan jantung, dan ginjal. Pariset ilmu dan Teknologi pangan, Institut Pertanian Bogor. Ir Didah Nurfaridah Msi menuturkan bunga rosela mengandung nyawa antioksidan seperti antosionin, glukosa, dan hibiscin yang berguna menangkal serangan radikal bebas.
Kuntum rosela juga berkhasiat melawan bakteri dan cendawan. Penelitian Tina Rostinawati Msi Apt dari Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, membuktikan ekstrak air dan zat warna bunga rosela mampu membunuh bakteripenyebab tuberkulosis (TB) Mycobacterium tuberculosis. Sementara Asviana Tanjong dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanudin, membuktikan rosela menghambat perkembangan cendawan Candida albicans yang kerap ditemukan pada pasien yang memsang gigi tiruan.
Plasma nutfah
Cara menjemput khasiat rosela pun cukup mudah yaitu dengan menyeduh kelopak bunga kering, jika bosan dengan seduhan, konsumen dapat memilih sediaan rosela yang banyak beredar di pasaran dalam bentuk jeli, selai, es krim, saus, dan kue. Warnanya yang merah seronok juga berguna sebagai bahan pewarna makanan alami.
Ir Untung Setyo Budi MP, peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Sehat (Ballitas) di Malang, Jawa Timur, menuturkan sejak 8 tahun silam masyarakat marak mengembangkan dan menanam tanaman kerabat kembang sepatu itu. “Animo masyarakat membudidayakan rosela sangat tinggi sebab berkhasiat obat dan bernilai ekonomis,” ujarnya.

Pelangi Pedas Asal Bolivia

 
Dak rumah Cauputra di lantai 3 penuh rak. Di atas rak seluas 〖12 m〗^2 itu tumbuh jenis cabai beraneka warna. Sosok buah Copsium onnuum itu seronok berwarna wari: merah, kuning, jingga, cokelat, hingga ungu. Dengan berbagai bentuk dan ukuran. Sekadar contoh buah bolivian rainbow berbentuk kerucut dengan panjang 2 cm, warnanya berubah-ubah sesuai umur buah.
Ketika muda, buah cabai pelangi bolivia itu ungu, berubah menjadi kuning setelah agak besar, lalu jingga, dan merah ketika matang. Dalam sebuah tanaman lazim terdapat buah dengan umur berbeda. Oleh karena itu tanaman penuh cabai beraneka warna layaknya pelangi. Pantas namanya pun pelangi bolivia-merujuk asal cabai dari negara di Amerika Selatan itu.
Superpedas
Di balik penampilan cantik pelangi bolivia itu tersimpan rasa pedas. Kepedasan bolivian rainbow setara cabai rawit yaitu 50.000 SHU (scovile heat unit). Cauputra memperoleh pelangi bolivia dari Italia pada awal 2014. Setelah mendapatkan 1 paket benih ia kemudian menanamnya di dak rumahnya di Sunter, Jakarta Utara. Selain itu Cauputra juga memperoleh benih dark beppe dari Italia.
Seperti namanya, sosok tanaman unik karena batang tanaman berwarna hitam. Begitu juga daunnya, cenderung hijau gelap. Tanaman anggota famili Solanaceae itu rimbun. Bunga berwarna ungu yang muncul di ujung-ujung cabang sehingga buahnya sangat banyak dan menambah kesan unik. Buah cabai muda berwarna hitam, berbuah hijau, lalu merah saat matang.
Dark beppe matang erukuran sebesar korek api bisa menyamai pedasnya cabai rawit ukuran sedang. “Kalau mau mencoba yang ini boleh, tapi jangan terlalu banyak. Seujung kuku saja daripada nanti harus sering ke toilet,”kata Cauputra sembari menunjuk sebuah cabai omega. Buah cabai omega berbentuk seperti rawit, berwarna merah menyala sebesar ibu jari kaki orang dewasa.
Cauputra juga mengoleksi pimenta puma, pink tiger, dan trinidad scorpion sweet, Sosok tanaman pimenta puma berukuran sedang dan tidak terlalu rimbun. Saat matang bentuk buah menyerupai kurma, berwarna cokelat kehitaman, dan berbobot sekitar 4 gram. Sebanyak 3 irisan melintang tipis pimenta puma bisa membuat semagkuk soto tetap terasa pedas bahkan sampai beberapa saat setelah soto habis.
Hibrida
Adapun cabai harimau merah jambu berwarna ungu gelap, sepintas mirip pimenta puma. “Di Italia, pink tiger buahnya memanjang dengan warna kuning kombinasi ungu muda. Mungkin karena perbedaan iklim Indonesia dan Italia,” ujar pria 33 tahun itu. Menurut Alexander Lukas Sung, Pehobi cabai di Bekasi, Jawa Barat, cabai-cabai baru kebanyakan hibrida.

Pengidap Hipertensi Makanlah Kucai


Kosasih Padmawinata tetap tenang ketika mengetahui tekanan darahnya 140 mmHg; normal, di bawah 120 mmHg. Bukan ke apotek untuk menebus resep, pria 65 tahun itu justru bergegas ke pasar swalayan untuk membeli kucai. Sayuran anggota famili Liliaceae itulah yang menyembuhkan darah tingginya.
Ia merebus 200 gram kucai dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa segelas. Ramuan itu ia minum 3 kali sehari usia makan hingga ia sembuh 2 bulan berselang. Kesembuhan pria kelahiran Bandung 23 November 1934 itu mengilhami Lia Amalia, periset di Sekolah Tinggi Farmasi Institut Teknologi Bandung untuk meneliti efektivitas kucai sebagai antihipertensi. Lia mengekstrak 250 mg kucai berumur 2 bulan.
 Lia menguji klinis ekstrak itu dengan melibatkan 47 pasien hipertensi bertekanan darah di atas 140 mmHg. Selama 8 pekan, Lia memberikan 250 mg ekstrak kepada mereka. Hasilnya menggembirakan. Ekstrak kucai menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Yang disebut pertama adalah angka saat fase darah sedang dipompa jantung atau kontraksi; diastolik, angka saat fase darah kembali ke dalam jantung alias berelaksasi.
 Kucai menurunkan 28,67 mmHg tekanan darah sistolik, 4,64 mmHg tekanan darah diastolik. Jika dosis diperbesar menjadi 500 mg, kucai menurunkan tekanan sistolik 13,31 mmHg dan diastolik 4,64 mmHg. Khasiat kucai antihipertensi karena mengandung senyawa tetrametiloksamida dan ester 17-etadekadesenil. Efek antihipertensi ekstrak kucai sebanding dengan atenolol dosis 25 mg. Atenolol adalah zat penurun hipertensi yang kerap diresepkan dokter kepada para pasien.
Praklinis 
Hasil uji klinis itu sejalan dengan riset praklinis yang juga ditempuh Lia. Ia menginjeksi 50 mg ekstrak kucai ke tikus percobaan. Kelompok lain diberi dosis 100 mg ekstrak kucai. Lia menginjeksi tikus pembanding dengan atenolol. Ia mengamati perubahan frekuensi denyut jantung, amplitudo stroke volume, perubahan kadar nitrogen oksida darah, serta pengeluaran cairan dan elektrolit.
Ekstrak kucai terbukti tidak mempengaruhi amplitudo stroke volume. Artinya, konsumsi ekstrak kucai tidak meningkatkan denyut jantung yang sangat tinggi. Pengidap hipertensi tentu saja menghindari denyut jantung tinggi. Sebab, denyut tinggi memaksa darah memasuki pembuluh jantung yang sempit lebih cepat. Akibatnya darah menumpuk di pembuluh dan menyebabkan pembuluh darah pecah. (tanaman lain pencegah hipertensi)
Lia mengatakan, “Tak perlu khawatir mengkonsumsi kucai karena aman pada dosis tinggi sekali pun.” Itu berdasarkan uji toksisitas akut pada mencit swiss Webster yang menunjukkan bahwa LD (lethal dosageatau dosis mematikan) di atas 5.000 mg/kg bobot tubuh tikus. Angka itu bermakna bahwa dosis mematikan untuk membunuh separuh hewan percobaan mencapai 5.000 mg/kg bobot tubuh tikus.
Satwa pengerat itu mengidap hipertensi setelah Lia menyuntikkan adrenalin dan natrium klorida. Pada uji toksisitas subkronis selama 90 hari menunjukkan dosis 50 mg dan 200 mg/kg bobot tubuh pada tikus Sprague dawley, ekstrak kucai tidak mempengaruhi biokimia darah, lipoprotein, dan jaringan di organ tikus. Setelah dosis ditingkatkan menjadi 400 mg/kg bobot, barulah ada perubahan pada jaringan ginjal, testis, uterus, ovarium, hati, limpa, dan jantung.
Penyeimbang Darah 
Kucai Allium schoenoprasum di kalangan ibu rumahtangga sohor sebagai penyedap masakan. Ahli kuliner mencacah sayuran itu sebagai campuran telur dadar, tahu, bakwan udang, dan martabak. Aromanya sedap, membuat kucai menjadi salah satu bumbu masakan favorit. Sayuran itu digunakan untuk menambah rasa pedas dan menyeimbangkan rasa masam cuka pada asinan.
Menurut Prof. Dr Sumali Wiryowidagdo, ahli farmasi dari Universitas Indonesia, kucai lazim sebagai penyeimbang darah. Rata-rata konsumsi 3 umbi per hari tak berefek samping apa pun. Pada uji praklinis, Lia juga menguji kadar nitrogen oksida (NO) pada darah tikus. Setelah menginjeksikan ekstrak kucai, laju penurunan NO pada darah tikus dapat diminimalisir. Pada waktu 90 menit, tikus tanpa perlakuan, kadar NO akhir 200 um, sedangkan tikus terinjeksi 100 mg kucai: 450 um.
Nilai itu lebih tinggi dibanding kadar NO tikus terinjeksi isosorbid dinitrat (ISDN) atau antihipertensi sintetis; yang mencapai 150 um. Makin tinggi kadar NO dalam darah, makin lebar pembuluh darah dan mempercepat laju aliran darah. Dengan demikian penyumbatan darah yang berakhir pada stroke pun terhindar.
Selain kadar NO darah, kadar natrium dan kalsium pada urine juga diukur dengan spektrofotometer. Kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga pengeluaran natrium cairan meningkat. Jumlah natrium rendah, tekanan darah turun. Hasilnya pengeluaran kadar NA dan K pada urine tikus sama dengan pengeluaran pada kelompok furosemid, obat diuretik bagi pengidap hipertensi. Konsumsi kucai 100 mg/kg bobot tubuh sama dengan furosemid 1,8 mg/kg bb.
Peringkat ke-10 
Hipertensi menduduki peringkat ke-10 penyebab kematian di Indonesia. Untuk kategori kesakitan pasien rawat jalan, hipertensi di peringkat ketiga. Sayangnya, penyakit itu sering kali tak terdeteksi lebih awal. Hipertensi termasuk penyakit mematikan. “Kondisi hipertensi sering kali hanya dapat terdeteksi setelah tekanan darah pasien diukur saat berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan praktek dokter,” kata Lia.
Hipertensi ditandai peningkatan tekanan darah di arteri yang menyebabkan resiko stroke, aneurisma, gagal jantung, dan serangan jantung. Ketika usia bertambah, tekanan darah meningkat; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun. Tekanan darah kemudian berkurang perlahan bahkan menurun drastis.
Ekstrak kucai mengandung senyawa aktif berkhasiat obat seperti flavonoid, saponin, dan steroid. Kucai kaya vitamin B, vitamin C, karoten, dan komponen belerang terbukti efektif melancarkan aliran darah sekaligus menghindarkan pembekuan darah pada pengidap hipertensi. “Khasiat itu diperoleh dengan mengkonsumsi ekstrak 100 mg kucai, “ kata Lia Amalia.

Daun Bambu Atasi Asam Urat


           Dari hobby hanya termangu menyaksikan tingkah-polah evelyn, cucnnya yang tengah bermain.sesekali bocah 5 tahun itu merengek minta digendong sang kakek. Namun,Apa daya kedua pergelangan tangan hobby bak tertusuk-tusuk jarum sehingga tak kuasa menahan bobot tubuh si bocah. Itu gara-gara kadar asam urat mencapai 8,1 MG/DL.
Angka itu melebihi ambang batas normal yakni 4,1-6,1 mg/dl. Menurut dr Suharti K Suherman, SpFK, dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin. Senyawa itu banyak terdapat dalam makanan seperti jeroan, emping, dan sarden.
Asam urat sebetulnya diperlukan tubuh untuk membentuk inti-inti sel. Namun, yang diperlukan tubuh hanya sedikit. Sisanya dikeluarkan melalui usus (30%) dan ginjal (70%). Tingginya kadar asam urat dalam darah disebabkan sintesis asam urat berlebih, sedangkan ekskresi di ginjal sedikit.
Asam urat berlebih itu berpadu dengan natrium membentuk kristal natrium urat pada jaringan lunak persendian. Terbentuklah endapan yang disebut topus. Akibatnya terjadi peradangan-biasa disebut arthritis gout-akut yang ditandai rasa nyeri di persendian seperti pada lutut, jari tangan, jari kaki, dan pergelangan tangan.
Gaya Hidup
Kadar asam urat tinggi berawal dari kebiasaan buruk Hobby mengkonsumsi makanan berlemak. Masakan khas Padang yang sarat lemak tak pernah luput disantap. Belum lagi kebiasaan mengkonsumsi kudapun kacang tanah setiap kali menonton televisi. “Setengah kilo kacang tanah bisa habis dalam 3 hari,” kata pengusaha percetakan itu. Kegemaran itu berlangsung sejak remaja. Meskipun kacang tanah berkadar purin rendah yaitu kurang dari 100 mg/100 g takaran saji, tapi bila dikonsumsi terus-menerus jumlahnya menumpuk di dalam darah.
Gaya hidup yang kurang sehat di perkotaan membuat prevalensi penyakit gout lebih tinggi ketimbang pedesaan. Menurut dr Setyo Purwono MKes SpPD, dokter spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, prevalensi gout di pedesaan hanya 1,7%, sedangkan di perkotaan mencapai 4,8%.
Agar terbebas dari gout, pasien biasanya dianjurkan mengkonsumsi obat pereda sakit, antipembengkakan, dan penurun kadar asam urat darah. Untuk mengurangi sakit dan bengkak, pasien diberi obat berbahan aktif kolkisin, indometasin, fenilbutason, dan kortikosteroid.
Pengobatan untuk menurunkan kadar asam urat ditempuh dengan 2 cara:
^ So Hobby, kadar asam urat turun setelah sebulan mengkonsumsi tablet ekstrak daun bambu.
^^ Ekstrak daun bambu kaya flavon hambat oksidasi xantin menjadi asam urat.
Mencegah pembentukan atau mempercepat ekskresi asam urat. Obat pencegah terbentuknya asam urat biasanya golongan alopurinol. Sedangkan golongan probenesid, sulfonipirazon, azapropazon, dan benebronaron berperan mempercepat ekskresi asam urat.
Obat-obatan itu biasanya diberikan dalam jangka waktu lama. Hal itu tentu saja menjadi beban bagi pasien. “Obat penurun kadar asam urat biasanya cukup mahal,” ujar Setyo. Karena itu Hobby lebih memilih mengkonsumsi tablet ekstrak daun bambu Phyllostachis glauca asal daerah Anji, Zhejiang, China. Sejak 2008, ia rutin mengkonsumsi suplemen buatan China yang ditawarkan koleganya 2 kali sehari masing-masing 4 tablet.
Diuretik
Sebulan mengkonsumsi, rasa sakit di persendian pergelangan tangan mulai reda. Hobby pun tak lagi merintih saat kedua tangannya menggendong sang cucu. Untuk memastikan kesembuhannya, pria kelahiran Bagan Siapi-api itu memeriksakan darah sebulan silam. Hasil pemeriksaan kadar asam urat turun menjadi 7 mg/dl. Jumlah itu memang masih melebihi ambang normal, tapi cenderung menurun. “Saya akan terus mengkonsumsi ekstrak daun bambu hingga kadar asam urat kembali normal,” katanya.
Menurut Sinse Mochammad Yusuf, ahli pengobatan China di Sukabumi, Jawa  Barat, daun bambu yang ada di Indonesia juga dapat digunakan untuk meredakan asam urat. “Sebaiknya gunakan daun muda,” katanya. Daun bambu yang baru dipetik dijemur hingga kering agar getahnya hilang. Sebelum direbus, gesek-gesekkan antardaun bambu untuk menghilangkan bulu-bulu halus yang gatal.
Kemudian rebus segenggam daun bambu atau setara 9-15 g dalam 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, minum air rebusan daun bambu 2 kali sehari masing-masing 1 gelas. Yusuf menuturkan daun bambu berefek diuretik sehingga mempercepat ekskresi asam urat dari ginjal.
^ Kristal pada jaringan lunak persendian yang menyebabkan radang, terbentuk dari asam urat berlebih natrium
^ Kemangi terbukti secara ilmiah menurunkan kadar asam urat
Kaya Flavon
Menurut dr Handoyo, dokter umum di Jakarta, kadar asam turun lantaran daun bambu kaya flavon. Flavon salah satu kelas dari flavonoid. Selain sebagai salah satu sumber antioksidan, flavon juga berperan menghambat oksidasi xantin menjadi asam urat.
Cara kerja daun bambu menurunkan kadar asam urat mirip kemangi Ocimum basilicum var.anisatum. Tanaman yang kerap dijadikan lalapan itu biasanya dihindari penderita gout lantaran memicu naiknya kadar asam urat. Padahal, hasil riset secara in vivo yang dilakukan dr Setyo Purwono MKes SpPD, kemangi justru ampuh menurunkan kadar asam urat.
Penelitian dilakukan terhadap 50 tikus putih jantan dari galur yang sama secara acak. Tikus-tikus itu kemudian dibagi ke dalam 5 kelompok berdasarkan perlakuan. Kelompok I dijadikan kontrol dan hanya diberi 4 ml air. Kelompok II diberi perlakuan alopurinol berdosis 42,85 mg/kg bobot tubuh. Alopurinol golongan senyawa aktif yang berperan mencegah terbentuknya asam urat yang beredar di pasaran. Pada kelompok III-V tikus diberi sari air daun kemangi dengan dosis masing-masing 51,36 g/kg BB, 102,72 g/kg BB, dan 205,44 g/kg BB.
Sebelum diberi perlakuan tiap hewan coba diambil darahnya melalui ekor sebanyak 2 ml untuk mengetahui kadar asam urat awal. Setelah itu diberi perlakuan sehari sekali selama 7 hari. Pengamatan kadar asam urat darah dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 setelah perlakuan.
Menurun
Hasil penelitian menunjukkan pemberian sari air daun kemangi berdosis 51,36 g/kg BB dan 102,72 g/kg BB menurunkan kadar asam urat tikus mulai hari ke 3-7. Sedangkan pada dosis 205,44 g/kg BB mampu menurunkan kadar asam urat sejak hari pertama perlakuan. Namun, kemampuan kemangi menurunkan kadar asam urat masih kalah kuat dengan alopurinol.
Menurut Setyo belum diketahui secara pasti senyawa yang berperan menurunkan asam urat. “Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan senyawa aktif,” kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu. Ia menduga cara kerja kemangi mirip allopurinol yakni menghambat oksidase xantin menjadi asam urat. Dengan begitu nyeri akibat radang sendi perlahan sirna.

Kekurangan Magnesium Pada Tanaman Pisang

kebunbibit.id
Pada permukaan dalam dan luar pelepah daun terdapat bintik-bintik ungu.  Bintik itu semakin banyak dan membesar. Kemudian daun menjadi kuning terang. Pelepah pun layu, jatuh terlukai, dan akhirnya tanaman mati. Itulah gejala kekurangan magnesium pada tanaman pisang. Bagaimana mengatasinya ?

Magnesium merupakan unsur hara keempat terpenting bagi pertumbuhan dan produksi pisang, setelah nitrogen, fosfor dan kalium. Ia menjaga kelembapan dengan mempertahankan tekanan osmosis lapisan sel. Unsur ini penting bagi pertumbuhan klorofil, dan sifatnya mudah bergerak, sehingga gejala kekurangan unsur ini lebih jelas pada daun pisang di bagian bawah daripada daun di bagian ujung atau pucuk.
Magnesium dalam tanah 
Di dalam tanah, magnesium terdapat dalam bentuk mineral – yang terpenting kalsium magnesium karbonat atau CaMg(CO3)2.. Mineral ini paling banyak terdapat di dalam tanah liat. Perbedaan kandungan magnesium di tanah berat (liat) dan ringan (pasir) sangat besar. Tanah liat mengandung magnesium 0,5 – 2,5 % MgO, dan sekitar 10% dari jumlah tersebut mudah diserap tanaman. Sedangkan sisanya, karena pengaruh iklim, sedikit demi sedikit akan lepas tercuci atau terserap tanaman pula.(ingin melihat tanaman pisang hias silahkan klik)

Pada tanah pasir persediaan magnesium jauh lebih sedikit. Tanah jenis ini maksimal mengandung 0,15% MgO dan yang bisa langsung diserap tanaman sebanyak 10% dari jumlah itu. Oleh karenanya pada tanah pasir banyak terjadi kekurangan magnesium.
Gejala kekurangan 
Pada tanah yang kekurangan magnesium, tanda-tanda kekurangan mulai tampak 3-4 bulan setelah tanam. Tanaman pisang mengeluarkan daun yang rapat dan muncul klorosis berupa bintik-bintik kecil ungu di bagian luar pelepah daun. Ukuran bintik ini 0,3 – 1,0 cm. Bintik-bintik membesar dan semakin banyak dengan bertambahnya umur daun. Daun tua berubah warna menjadi kuning terang.

Gejala kekurangan magnesium semakin jelas dengan bertambahnya umur tanaman. Bintik-bintik klorosis terdapat pada permukaan luar dan dalam pelepah daun. Pelepah kemudian mengkerut dan daun jatuh terkulai.

Pada bulan ke-7 setelah tanam, batang semu menjadi kering dan mengerut. Akhirnya pada bulan ke-11 setelah tanam, batang tanaman mati sehingga tinggal batang yang kering dan layu.

Menghemat Listrik Di Perkebunan Krisan

Hemat Listrik di Kebun Krisan
Biaya beban listrik yang dikeluarkan oleh Piet Haryanto, diperkebun krisan di Cigenang per bulan lumayan tinggi. Bagaimana tidak bila untuk mencegah pembungaan digunakan pencahayaan 4 jam terus menerus .Padahal dengan teknologi keluaran BALATHI (Balai Penelitian Tanaman Hias ), mereka bisa menghemat biaya beban listrik sampai 66%. caranya, dengan mengubah pakem pola night break .
Kebanyakan varietas krisan di Indonesia berasal Belanda. Jenis –jenis itu tergolong hari pendek . Oleh karena itu dibutuhkan penambahan cahaya buatan untuk memperpanjang masa vegetatif. Dengan penambahan itu dihasilkan tangkai bunga lebih panjang, bunga makin besar , dan tajuk rimbun.
Penambahan panjang hari dilakukan setelah matahari terbenam,pukul 22.00 sampai 02.00. Beberapa pekebun krisan menerapkan pola night break dengan metode sesuai petunjuk produsen bibit krisan . Caranya, selama 4 jam pencahayaan diterapkan metode dengan intensitas tertentu dengan intensitas tertentu dalam pola sekian menit terang dan sekian menit gelap.
Tekan biaya
Metode yang digunakan tiap pekebun berbeda.Misalnya intensitas 72 lux/m2 dalam pola 15 menit terang dan 15 menit gelap “Kita bisa menerapkan intensitas 60 lux /m2 dengan pola 9 menit terang, 18 menit gelap,” kata Sarkat Saleh, general manager Alam Indah Bunga Nusantara (AIBN , produsen krisan). Dari produsen bibit impor –fides- disebutkan untuk daerah khatulistiwa dibutuhkan pencahayaan buatan 3-4 jam dengan intensitas 32-108/m2 lux .
Menurut Dr.Budi Marwoto, MS, peneliti BALITHI penerapan pola night break para pekebun masih terhitung mahal.” Apalagi perusahaan besar yang beban biaya listriknya dihitung dengan skala industri,” kata Budi. Berbekal hal itu, bersama peneliti lain ia mencari pola night break yang tepat dan bisa menekan biaya.
 Akhirnya ditemukan modifikasi pola night break dan intensitas yang jauh lebih hemat.” Tentu saja dengan perhitungan kualitas yang sesuai dan beberapa hasil diantaranya justru lebih baik ,” ujar koordinator peneliti itu .
Dari sejumblah parameter, penelitian yang diadakan di AIBN ,Kawung Luwuk, Cianjur akhirnya kombinasi terbaik. Yaitu 7,5 menit terang dan 22,5 menit gelap (7,5-22,5), serta intensitas 40 lux/m2. Selain itu mereka pun menggunakan lampu pijar 60 watt. Padahal umumnya pekebun menggunakan 100-150 watt.
Penambahan cahaya dilakukan sejak pukul 22.00-02.00. Selama 4 jam pencahayaan, lampu hanya dinyalakan dan dimatikan masing-masing 8 kali. ketinggian lampu untuk tiap intensitas 2,16 m. Sedangkan jarak antar lampu 2,0-2,5 m. Tiap anak petak terdapat 160 tanaman dengan jarak tanam 12,5 x 12,5 cm. Perlakuan hari panjang dilakukan selama 30 hari sejak tanam.
Bisa optimal
    
Dengan cara tersebut, hasil pun memperlihatkan kualitas bunga optimal. Dari tinggi tanaman, perlakuan 7,5-22,5 memperlihatkan hasil terbaik , rata-rata 95 cm. Perlakuan kontrol (9-18) hanya 75 cm. Demikian pula hasil diameter batang juga memperlihatkan hasil tertinggi.
Dari analisis jaringan daun krisan, total karbon tertinggi didaun terdapat perlakuan 7,5-22,5. Artinya , tanaman bisa melakukan pertumbuhan paling optimal pada perlakuan itu. Tak heran bila laju tinggi dan pertambahan diameter batang juga tertinggi.
Pada perkembangan generatif atau masa perkembangan bunga, hasil serupa juka diperlihatkan perlakuan 7,5-22,5. Jumlah kuncup dalam 1 petak, misalnya tampak merata, panjang tangkai bunga terlihat paling pendek. Persentase bunga yang mekar penuh pada 12 minggu setelah tanam tergolong paling rendah. Jumlah tanaman yang mengalami roset pun sangat sedikit. Terakhir, diameter bunga pun tampak paling lebar.
Dengan sejumlah keunggulan penampilan itu, kualitas bunga yang dihasilkan justru terbaik ketimbang perlakuan biasa. Apalagi pekebun juga bisa menghemat biaya karena efisiensi biaya energi listik .” pekebun bisa menekan sekitar 1/3 dari biaya energi listrik ,” jelas Budi. Oleh karena itu ,” sekarang kita menerapkan metode ini pada semua kebun percobaan ,” tambah peneliti yang memperoleh penghargaan sebagai peneliti teladan berkat penemuannya itu.

Buah Merah Bukan Antikanker?


Bukti empiris buah merah sanggup mengenyahkan sel kanker sudah tidak diragukan lagi. Itu pun baru segelintir dari ratusan kasus pasien kanker yang terselamatkan nyawanya berkat Pandanus conoideus itu. Toh, dunia medis tidak serta-merta mengamini fenomena itu. Mereka meminta bukti ilmiah. Kandungan zat aktif apa yang berperan sebagai antikanker pada buah merah?
Beberapa waktu lalu, salah satu koran ibukota memberitakan buah merah tak mengandung senyawa antikanker. Hasil wawancara dengan dr Zubairi Djoerban dari Divisi Hepatologi Onkologi Medik FKUI/RSCM itu sebenarnya menyatakan, sampai saat ini belum ditemukan senyawa antikanker pada buah merah.
Faktanya, memang belum ada penelitian yang mengungkap senyawa aktif antikanker pada buah merah. Namun, itu tidak berarti buah tawi-sebutan di Papua-tidak mengandung zat penggempur kanker.
Tanaman Buah merah mengandung senyawa antioksidan, seperti beta karoten, tokoferol (vitamin E), vitamin C, dan flavonoid dalam konsentrasi tinggi. Keseluruhan zat terbukti sangat baik untuk pencegahan kanker. Antioksidan berperan menangkal radikal bebas pemicu kanker, tapi tidak secara langsung membunuh sel-sel kanker.
Jadi, bila secara empiris buah merah terbukti membantu penyembuhan kanker, bisa dipastikan ada senyawa selain antioksidan yang ikut berperan dalam membunuh sel-sel kanker. Senyawa misterius itu kemungkinan besar asam-asam lemak, terutama asam oleat dan asam palmitat.
Asam Oleat
Mengapa muncul dugaan itu? Riset JA Menendez dkk pada Januari 2005 menunjukkan asam oleat dapat menekan aksi onkogen penyebab kanker HER-2/neu yang ditemukan pada sekitar 30% penderita kanker payudara. Hasil penelitian itu juga membuktikan asam oleat meningkatkan efektivitas obat kanker payudara Herceptiptin (trastuzumab, produksi Roche Holding, Swiss).
Hanya saja, penelitian itu kontradiksi dengan riset S. Hardy pada 2003. Menurut Hardy, asam oleat menghambat proses apoptosis-program aktif kematian sel normal yang sangat teratur (programmed cell death) lazim disebut “proses kematian bunuh diri” (suicide)-sel kanker dan sel-sel lainnya. Maka, penelitian lebih lanjut diperlukan guna membuktikan fenomena aksi asam oleat pada studi invivo dan uji klinis termasuk mekanisme kerjanya.
Pada dasarnya asam oleat merupakan asam lemak tak jenuh. Ia terkandung dalam buah merah sebagai komponen utama, mencapai 71% dari keseluruhan. Dengan tingginya kadar asam oleat, diharapkan konsumsi minyak buah merah mencegah kanker dan membantu pengobatan kanker.
Kematian Terprogram
Penelitian Hardy pada 2003 menunjukkan, asam palmitat sangat toksik terhadap sel-sel kanker. Zat itu terbukti dapat menghambat sintesis kardiopilin, suatu lipida yang berada dalam membran mitokondria. Lipida ini membentuk kompleks dengan sitokrom C sehingga mencegah zat lain keluar dari mitokondria. Keluarnya sitokrom C dari mitokondria merupakan sinyal untuk apoptosis.
Dengan dihambatnya sintesis kardiopilin oleh asam palmitat, maka secara langsung asam palmitat dapat memfasilitasi keluarnya sitokrom C dari mitokondria. Akibatnya, proses apoptosis terinduksi alias kematian sel terprogram.
Apoptosis ditandai pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, dan fragmentasi nukleus, serta sel itu sendiri. Ada hubungan erat antara gangguan dalam proses apoptosis dengan pertumbuhan sel-sel kanker. Pada kanker, sel-sel tidak mati tetapi tetap hidup dan terus-menerus memperbanyak diri.
Pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak terkendali itu tidak sekadar penyimpangan pembelahan sel, melainkan gangguan proses kematian sel-sel secara normal. Diduga kuat asam palmitat, salah satu senyawa penting yang memicu apoptosis pada sel-sel kanker.
Minyak buah merah mengandung asam palmitat sekitar 17%. Ia komponen terbesar kedua setelah asam oleat. Karena itu, konsumsi minyak buah merah secara teratur diharapkan dapat mencegah kanker sekaligus membantu proses pengobatan.
Golongan Flavonoid
Minyak buah merah mengandung senyawa golongan flavonoid dan steroid/triterpenoid. Flavonoid merupakan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik pigmen tumbuhan. Ia berfungsi sebagai antioksidan, melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan antibiotik.
Dalam banyak kasus, flavonoid berperan secara langsung sebagai antibiotik. Zat itu sanggup mengganggu fungsi mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Selain itu, flavonoid juga berperan dalam mencegah asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis alias radang jaringan ikat penyangga akar gigi.
Steroid/triterpenoid adalah senyawa yang sering digunakan sebagai komponen aktif obat. Banyak hasil penelitian menunjukkan senyawa dari golongan itu bermanfaat sebagai antikanker, antimikroba, dan untuk pengobatan jantung. Bukti empiris buah merah sanggup menggempur serangan osteoporosis, diabetes, kanker, dan infeksi mikroba, kemungkinan besar terkait dengan peran senyawa flavonoid dan steroid/terpenoid di dalamnya.
Beragam uji dan penelitian untuk mengungkap senyawa yang menjadi actor antikanker memang perlu terus dilakukan. Namun, sambil menunggu itu, buah merah pantas menjadi alternatif pengobatan kanker. Sebab penderita tak bisa menunggu lebih lama terjebak dalam kebimbangan.