"Embun Madu" dan Cendawan "Jelaga"
Hama
yang mengeluarkan embun yang disusul cendawan jelaga, adalah 2 sejoli
pengganggu pohon mangga. Keduanya bisa menyebabkan pembungaan terhambat,
buah muda gampang rontok, dan pertumbuhan pohon tidak sempurna.
Diperlukan kejelian mengamati serbuan hama yang mengeluarkan cairan mirip “madu” dan cendawan hitam yang dikenal sebagai cendawan jelaga.
Kenapa harus jeli? Karena sering kali kita hanya terpana oleh warna
hitam cendawan itu yang menempel pada daun muda, tunas muda, cabang
muda, tangkai/tandan bunga, dan buah muda. Padahal kalau hal itu sudah
terjadi, sebetulnya kita sudah terlambat.
Biang Keladinya
Sebelum pohon mangga dijangkiti cendawan jelaga, biasanya ia sudah diserbu dulu oleh sejenis wereng mangga (Idioscopus niveosparsus) dan beberapa jenis kutu, yaitu, kutu hijau (Coccus viridis), kutu sisik (Coccus hesperidium), dan kutu putih (Pseudococcus citri). Wereng dan kutu itu mengeluarkan cairan manis yang dikenal sebagai embun madu.
Embun madu itu menempel pada daun muda, tunas muda, tandan bunga,
dan pucuk tanaman, di tempat hama itu meletakkan telurnya dan sekaligus
menghisap cairan tanaman. Kalau serangan menghebat, embun madu malah berceceran di atas tanah. Kalau udara kebetulan kering, dengan mudah embun madu
itu kita amati karena mengkilap dan mirip “kerak”. Kalau udara berubah
lembap, embun madu itu berubah menjadi hitam karena sudah ketempelan cendawan jelaga. Embun madu itu merupakan tempat tumbuh yang empuk bagi cendawan ini.
Menghambat Pertumbuhan
Hama di atas bisa
menghambat pertumbuhan tunas dan bunga/buah, karena menghisap cairan
tunas muda, tandan bunga dan tangkai buah. Bagian yang dihisap ini akan
mongering dan berhenti tumbuh. Bunga/buah muda pun akan rontok.
Sementara itu, embun madu yang bercendawan jelagamenghalang-halangi
fotosintesa (pemasakan makanan pada daun) dan pernafasan melalui
stomata (mulut daun). Akhirnya, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
tidak sempurna lagi.
Biang Keladinya Dulu
Untuk mengatasi embun
madu dan cendawan di atas kita harus terlebih dulu harus mengatasi hama
penyebab dan penyebarnya, yaitu, wereng mangga dan kutu. Kutu ini
disebarluaskan oleh “semut merah” (bukan rangrang). Semut merah memang
memanfaatkan cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu-kutu di atas.
“Semut merah” diusir dengan cara sarangnya diobori saja dengan api; Atau
kalau mungkin sarang ini diambil dulu dari pohon lalu dibakar. Sesudah
itu, baru wereng dan kutunya disemprot dengan insektisida, misalnya,
Bayrusil atau Tamaron (masing-masing 2 cc per liter air).
Cendawan Jelaga Disemprot Kapur
Setelah serangan diatasi,
cendawan jelaganya diberantas dengan penyemprotan kapur sirih/kapur
kembang (10-20 g per liter air), atau bisa “hembusan” tepung belerang
(kehalusannya 250-300 mesh, takarannya 0,75-1,25 kg per pohon dewasa).
Warna jelaga yang menempel, setelah dihembus atau disemprot akan
mengelupas sendiri atau dihanyut oleh air hujan.
"Embun Madu" dan Cendawan "Jelaga"
Hama
yang mengeluarkan embun yang disusul cendawan jelaga, adalah 2 sejoli
pengganggu pohon mangga. Keduanya bisa menyebabkan pembungaan terhambat,
buah muda gampang rontok, dan pertumbuhan pohon tidak sempurna.
Diperlukan kejelian mengamati serbuan hama yang mengeluarkan cairan mirip “madu” dan cendawan hitam yang dikenal sebagai cendawan jelaga.
Kenapa harus jeli? Karena sering kali kita hanya terpana oleh warna
hitam cendawan itu yang menempel pada daun muda, tunas muda, cabang
muda, tangkai/tandan bunga, dan buah muda. Padahal kalau hal itu sudah
terjadi, sebetulnya kita sudah terlambat.
Biang Keladinya
Sebelum pohon mangga dijangkiti cendawan jelaga, biasanya ia sudah diserbu dulu oleh sejenis wereng mangga (Idioscopus niveosparsus) dan beberapa jenis kutu, yaitu, kutu hijau (Coccus viridis), kutu sisik (Coccus hesperidium), dan kutu putih (Pseudococcus citri). Wereng dan kutu itu mengeluarkan cairan manis yang dikenal sebagai embun madu.
Embun madu itu menempel pada daun muda, tunas muda, tandan bunga,
dan pucuk tanaman, di tempat hama itu meletakkan telurnya dan sekaligus
menghisap cairan tanaman. Kalau serangan menghebat, embun madu malah berceceran di atas tanah. Kalau udara kebetulan kering, dengan mudah embun madu
itu kita amati karena mengkilap dan mirip “kerak”. Kalau udara berubah
lembap, embun madu itu berubah menjadi hitam karena sudah ketempelan cendawan jelaga. Embun madu itu merupakan tempat tumbuh yang empuk bagi cendawan ini.
Menghambat Pertumbuhan
Hama di atas bisa
menghambat pertumbuhan tunas dan bunga/buah, karena menghisap cairan
tunas muda, tandan bunga dan tangkai buah. Bagian yang dihisap ini akan
mongering dan berhenti tumbuh. Bunga/buah muda pun akan rontok.
Sementara itu, embun madu yang bercendawan jelagamenghalang-halangi
fotosintesa (pemasakan makanan pada daun) dan pernafasan melalui
stomata (mulut daun). Akhirnya, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
tidak sempurna lagi.
Biang Keladinya Dulu
Untuk mengatasi embun
madu dan cendawan di atas kita harus terlebih dulu harus mengatasi hama
penyebab dan penyebarnya, yaitu, wereng mangga dan kutu. Kutu ini
disebarluaskan oleh “semut merah” (bukan rangrang). Semut merah memang
memanfaatkan cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu-kutu di atas.
“Semut merah” diusir dengan cara sarangnya diobori saja dengan api; Atau
kalau mungkin sarang ini diambil dulu dari pohon lalu dibakar. Sesudah
itu, baru wereng dan kutunya disemprot dengan insektisida, misalnya,
Bayrusil atau Tamaron (masing-masing 2 cc per liter air).
Cendawan Jelaga Disemprot Kapur
Setelah serangan diatasi,
cendawan jelaganya diberantas dengan penyemprotan kapur sirih/kapur
kembang (10-20 g per liter air), atau bisa “hembusan” tepung belerang
(kehalusannya 250-300 mesh, takarannya 0,75-1,25 kg per pohon dewasa).
Warna jelaga yang menempel, setelah dihembus atau disemprot akan
mengelupas sendiri atau dihanyut oleh air hujan.